Pinjaman BSI vs Bank Mandiri untuk PNS dan PPPK: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Dua bank besar Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Mandiri bersaing menghadirkan fasilitas pinjaman bagi PNS serta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja -Foto: IST-
SUMEKS RADIO - Industri pembiayaan pegawai negeri kembali bergerak dinamis memasuki 2025. Dua bank besar Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Mandiri bersaing menghadirkan fasilitas pinjaman bagi PNS serta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Keduanya menawarkan skema, plafon, dan tenor berbeda yang membuat calon peminjam perlu memahami keunggulan tiap produk sebelum menentukan pilihan.
BSI tetap mempertahankan pendekatan syariahnya melalui pembiayaan berbasis margin.
Bank ini menyediakan pinjaman tanpa agunan yang bisa diakses PNS dan PPPK dengan plafon mulai sekitar Rp10 juta hingga Rp500 juta, tergantung kelayakan pemohon.
BACA JUGA:Pinjaman Tanpa Agunan Mandiri Bagi PNS dan PPPK: Proses Cepat, Cicilan Ringan, Tenor Sampai 15 Tahun
BACA JUGA:Simulasi BRIGuna Karya BRI: Cicilan Pinjaman Rp100 Juta Tenor 15 Tahun untuk PNS dan PPPK
Tenor pembiayaan bervariasi, dari jangka pendek hingga lima tahun atau lebih, tergantung jenis produk. BSI juga memperkuat layanan digital melalui BSI Mobile untuk mempercepat proses pengajuan.
Sementara itu, Bank Mandiri mengandalkan produk Kredit Serbaguna Mandiri (KSM) untuk menarik minat pegawai pemerintah.
Dengan plafon yang dapat mencapai ratusan juta hingga lebih dari satu miliar rupiah, Mandiri memberikan opsi lebih luas bagi mereka yang membutuhkan pendanaan besar.
Tenor panjang hingga 15 tahun membuat cicilan lebih ringan, terutama bagi peminjam berpenghasilan tetap dan pengguna payroll Mandiri.
BACA JUGA:Pinjaman BRI Tanpa Agunan hingga Rp500 Juta Bagi PNS dan PPPK, Begini Syarat dan Simulasi Cicilannya
Perbedaan mendasar terletak pada sistem pembiayaan. BSI memakai prinsip syariah tanpa bunga, sedangkan Mandiri menggunakan skema kredit konvensional dengan suku bunga mengikuti ketentuan bank.
Pemilihan antara keduanya sangat bergantung pada kebutuhan, preferensi finansial, dan kesesuaian nilai pribadi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
