SUMEKSRADIONEWS.ONLINE- Kondisi darurat melanda Desa Kahuripan Selatan, Kecamatan Empat Patulai, Dangku, dengan ambruknya jembatan gantung yang menghubungkan komunitas tersebut.
Kejadian ini diduga disebabkan oleh meluapnya arus sungai Lematang dan amblesnya tanah di sekitar tiang jembatan.
Pentingnya jembatan ini sebagai jalur vital untuk mobilitas masyarakat, terutama dalam akses menuju pusat kota dan layanan penting lainnya, menyoroti eskalasi masalah ini.
Kehancuran jembatan tersebut menciptakan kerumitan ekstra bagi warga, terutama dalam menghadapi keadaan darurat seperti ini.
Tidak hanya Desa Kahuripan Selatan yang terkena dampak, sebelumnya, jembatan gantung di Desa Dalam,
Kecamatan Gunung Megang, juga ambruk pasca-banjir yang melanda beberapa desa di Kabupaten Muara Enim.
Banjir tersebut, sebagai faktor pemicu, menunjukkan rentannya infrastruktur terhadap perubahan kondisi alam yang tiba-tiba.
Pemerintah setempat segera merespons kejadian ini dengan menyediakan bantuan darurat dan memulai evaluasi dampak.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Banyuasin Termasuk Golongan Daerah Inflasi Terendah dengan Persentase 2.61%!
Langkah-langkah pemulihan mendesak diperlukan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat yang terdampak.
Selain itu, perlu perencanaan jangka panjang yang melibatkan ahli teknik dan lingkungan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Keterbatasan akses dapat menghambat distribusi bantuan, sehingga koordinasi efektif antara pihak berwenang, relawan, dan lembaga kemanusiaan sangat penting.
Di tengah tantangan ini, sinergi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta dapat mempercepat upaya pemulihan dan memastikan keberlanjutan pembangunan.
BACA JUGA:Merry Hani Rustam Siap Sinergikan 10 Program PKK Banyuasin 2024 di Rakor Sumatera Selatan