BACA JUGA:Sejak Tahun 1914: Jejak Sejarah dan Nama Kertapati Palembang Sumatera Selatan, Mari Lihat Yuks!
Pentingnya Garis Keturunan dalam Pemilihan Pemimpin Upacara
Bapak Zulhijah, seorang tokoh masyarakat Lubuklinggau, menjelaskan bahwa pemilihan pemimpin upacara sedekah rame batu urip tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Hanya mereka yang memiliki garis keturunan darah yang tepat yang bisa mewarisi peran ini.
Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya sekadar upacara, melainkan juga menjadi bagian dari identitas dan sejarah keluarga Marga Sidang Kelingi.
Masa Kelam dan Revitalisasi Tradisi
Meskipun upacara adat sedekah rame batu urip telah berlangsung secara rutin pada masa lampau, namun beberapa tahun belakangan ini, tradisi ini mengalami penurunan frekuensi pelaksanaan.
Bapak Zulhijah mengungkapkan bahwa pada masa dahulu, upacara ini diadakan setiap tahun sebelum masa bercocok tanam.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi ini sangat jarang dijalankan karena berbagai faktor, termasuk perubahan gaya hidup dan perubahan sosial di masyarakat.
BACA JUGA:Mengenal 7 Alat Musik Tradisional Provinsi Riau, Kaya dan Beragam Warisan Budaya !
Upaya Pelestarian Tradisi
Sebagai upaya pelestarian tradisi, pada tanggal 19 April 2016, Kelurahan Batuurip, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, menyelenggarakan kembali upacara adat sedekah rame batu urip setelah enam tahun vakum.
Keterlibatan generasi muda dalam penyelenggaraan upacara ini menunjukkan semangat untuk meneruskan tradisi leluhur.
Meskipun jarang dilaksanakan, tradisi ini tetap menjadi pengingat akan akar budaya dan nilai-nilai yang perlu dijaga.