Sementara itu, dua bentang pendekat pertama memiliki ukuran 5x60 meter (300 meter) dan bentang pendekat kedua sepanjang 4x30 meter (120 meter).
Seluruh struktur ini menggambarkan kombinasi harmonis antara keindahan dan kekuatan.
Peran Strategis Jembatan Musi II dalam Mobilitas Kota Palembang
Jembatan Musi II tidak hanya sekadar simbol keindahan arsitektur, tetapi juga memegang peran krusial dalam meningkatkan mobilitas di Kota Palembang.
Dengan dua jalur yang jelas, jembatan ini membantu mengurangi kepadatan lalu lintas dan memudahkan akses bagi warga yang bepergian dari luar kota menuju pusat kota atau sebaliknya.
Jalur kiri, yang berwarna merah, menjadi akses utama bagi kendaraan yang berasal dari luar kota.
Kendaraan-kendaraan ini dapat dengan lancar menuju pusat Kota Palembang tanpa harus terjebak dalam kemacetan yang mungkin terjadi di jalur sebelah kanan.
Sebaliknya, jalur kanan yang berwarna putih memberikan kemudahan bagi warga kota yang hendak bepergian ke luar kota.
Dengan demikian, Jembatan Musi II tidak hanya menjadi keindahan visual, tetapi juga solusi untuk permasalahan mobilitas yang dihadapi oleh kota ini.
Sejarah dan Pengembangan Jembatan Musi II
Seiring berjalannya waktu, Jembatan Musi II telah menyaksikan berbagai peristiwa dan perubahan di sekitarnya.
Sejak dibangun pada tahun 1994, jembatan ini menjadi saksi bisu dari perkembangan Kota Palembang dan masyarakat sekitarnya.
Pemeliharaan rutin dan pengembangan infrastruktur terus dilakukan untuk memastikan bahwa jembatan ini tetap aman, fungsional, dan estetis.