Dampak dari kejadian mengerikan ini membuat Eric menderita luka-luka, termasuk memar di lengan tangan kanan, luka cakar di punggung kiri, luka memar di lengan tangan kiri, dan luka cakar di punggung kanan.
"Saya tidak bisa menerima kejadian ini. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk melaporkan insiden ini ke Polrestabes Palembang," tambahnya dengan harapan bahwa laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh petugas.
Laporan korban sudah diterima oleh petugas SPKT Polrestabes Palembang, dan kasus ini akan ditindaklanjuti oleh petugas unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Penanganan KDRT oleh Polisi
Setelah menerima laporan dari Eric Kustiandi Wijaya, pria yang menjadi korban KDRT, petugas SPKT Polrestabes Palembang akan meneruskan penanganan kasus ini kepada petugas unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Unit ini memiliki tugas khusus dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, termasuk kasus KDRT.
Pengalaman traumatis yang dialami oleh Eric menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak mengenal batas, melibatkan pasangan suami istri yang seharusnya saling mendukung dan melindungi satu sama lain.
Dalam kasus seperti ini, peran PPA menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa korban mendapatkan perlindungan yang layak dan pelaku ditindaklanjuti sesuai hukum.
Upaya Perlindungan dan Penegakan Hukum KDRT
Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) merupakan bagian integral dari kepolisian yang memiliki tanggung jawab khusus dalam melindungi perempuan dan anak-anak dari segala bentuk kekerasan.
Dalam kasus KDRT seperti yang dialami oleh Eric, PPA akan melakukan serangkaian langkah-langkah untuk menangani kasus ini.
Langkah pertama adalah memberikan perlindungan langsung kepada korban, termasuk menyediakan tempat aman dan memberikan bantuan medis jika diperlukan.
Selanjutnya, penyelidikan akan dilakukan untuk mengumpulkan bukti dan keterangan yang dapat digunakan dalam proses hukum.