Berakar pada hijrah Rasulullah SAW dari Kota Mekah ke Madinah, Kalender Hijriah bukan hanya menghitung waktu, tetapi juga mempertahankan ikatan spiritual dan sejarah umat Islam dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Dengan diumumkannya jadwal puasa Ramadan, umat Islam di Indonesia dapat merencanakan ibadah mereka selama bulan suci ini.
Awal puasa Ramadan di 2024 diprediksi jatuh pada 12 Maret 2024, menurut Kalender Hijriah Kemenag RI, sedangkan Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan 1446 H atau puasa 2024 pada 11 Maret 2024.
Perbedaan ini memberikan sentuhan keberagaman dalam menyambut Ramadan, di mana setiap kelompok memiliki tradisi dan kebiasaan sendiri.
Kegembiraan ini tidak hanya terbatas pada awal puasa, tetapi juga mencakup persiapan menyongsong Hari Raya Idul Fitri yang diprediksi akan dirayakan pada 10 April 2024.
Dengan durasi puasa Ramadan selama 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan sabit yang menandai awal bulan, umat Islam di Indonesia siap memasuki bulan Ramadan dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.
Persiapan menyambut Idul Fitri semakin memperkuat rasa kebersamaan dan kegembiraan dalam masyarakat, mulai dari persiapan makanan khas hingga kebersihan rumah dan diri.
Meskipun tanggal-tanggal tersebut masih bersifat prediksi dan perkiraan, kesadaran umat Islam akan pentingnya sidang Isbat dalam menetapkan tanggal resmi Ramadan dan Idul Fitri menunjukkan rasa hormat terhadap tradisi dan otoritas keagamaan.
Sidang ini melibatkan pemikiran ulama/ahli dan pendapat organisasi Islam sebelum mengambil keputusan final tentang awal Ramadan dan Idul Fitri.
Pendekatan musyawarah ini mencerminkan semangat kerja sama dalam menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Islam.
BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Dorong Peningkatan Pengawasan Internal - Langkah Proaktif Tingkatkan Kinerja
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia menampilkan contoh harmoni antara tradisi dan modernitas dalam menyikapi masalah keagamaan.
Pengumuman jadwal puasa Ramadan 2024 dan persiapan menyongsong Idul Fitri tidak hanya menjadi agenda keagamaan semata, tetapi juga menjadi momen penting dalam merayakan keberagaman budaya dan religiusitas masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, setiap perbedaan pandangan menjadi peluang untuk lebih mendalami dan memahami variasi metode penentuan awal puasa Ramadan, menciptakan nuansa keberagaman yang semakin kaya dalam perjalanan spiritual umat Islam di Indonesia. *