Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mengerjakan soal tersebut.
Mereka mulai berkeringat dan mencoba mengingat-ingat detail perjalanan angkot mereka.
Namun, tak satu pun dari mereka bisa mengingat dengan pasti ban angkot mana yang meletus.
Akhirnya, dengan kebingungan yang besar, keempat mahasiswa tersebut menyerah dan mengosongkan jawaban di lembar soal.
Mereka menyadari bahwa alasan mereka untuk mendapatkan ujian susulan tergantung pada ingatan mereka tentang ban angkot yang meletus.
BACA JUGA:Takut Didenda: Kisah Helikopter yang Membuat Ngakak
Ternyata, dosen mereka yang jenius telah mengetahui bahwa alasan mereka hanya akal-akalan semata.
Dengan memberikan soal seperti itu, dosen tersebut ingin mengajarkan sebuah pelajaran bahwa kejujuran dan integritas jauh lebih penting daripada mencari jalan pintas.
Dalam kebingungan dan kegagalan mereka, keempat mahasiswa itu belajar sebuah pelajaran berharga tentang kejujuran dan pentingnya mempersiapkan diri dengan baik.
Meskipun mereka tidak berhasil mendapatkan kesempatan kedua, mereka sadar bahwa lebih baik menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka daripada mencoba menipu dan kehilangan integritas mereka sebagai mahasiswa.
Dan sejak saat itu, keempat mahasiswa tersebut menjadi contoh yang baik di kampus, memperbaiki kebiasaan buruk mereka, dan tidak pernah terlambat lagi mengikuti ujian.