Empat tahun berlalu dan sang mahasiswi berhasil tamat dengan predikat cum laude dari fakultas favorit dan universitas ternama di Paris.
Dengan prestasinya yang gemilang, dia mulai mengajukan surat lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan terkemuka di Paris.
Awalnya, perusahaan-perusahaan tersebut merespons dengan baik atas prestasinya yang gemilang.
Namun, beberapa hari kemudian, semua perusahaan menolaknya dengan berbagai alasan yang membuatnya merasa jengkel dan marah.
Dalam keadaan penasaran dan dongkol, sang mahasiswi memutuskan untuk mengadukan masalahnya ke Departemen Tenaga Kerja Prancis.
Di sana, ia bertemu dengan seorang manager yang memberikan penjelasan yang tak terduga.
Manager tersebut menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan menolaknya bukan karena alasan rasial, melainkan karena mereka menemukan bahwa sang mahasiswi seringkali tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.
Manager tersebut menjelaskan bahwa tindakan ini mencerminkan kurangnya integritas dan ketidakmampuan sang mahasiswi dalam mengikuti aturan yang ada.
BACA JUGA:Melihat Dunia dari Cahaya Hatinya: Kisah Anak Laki-Laki yang Buta
Sang mahasiswi terkejut mendengar penjelasan tersebut. Ia merasa bahwa hal tersebut hanya masalah kecil yang seharusnya tidak mempengaruhi peluang kerjanya.
Namun, sang manager dengan tegas mengatakan bahwa integritas dan kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam dunia kerja.
Jika seseorang tidak dapat dipercaya untuk mengikuti aturan dan mencari keuntungan pribadi, maka mereka tidak akan dipertimbangkan untuk tanggung jawab yang besar.
Sang manager menjelaskan bahwa kebanyakan perusahaan di Prancis, dan bahkan di seluruh Eropa, mengutamakan integritas dalam perekrutan karyawan.