Selain itu, beberapa warga juga menekuni wiraswasta, menunjukkan adanya keragaman dalam mata pencaharian masyarakat.
Sistem pertanian yang dominan juga menggambarkan gaya hidup pedesaan yang masih erat dengan alam.
BACA JUGA:Inilah Sinopsis & Ulasan Film 'Vina: Sebelum 7 Hari', Simak Lengkapnya Yuk!
Warisan Transmigrasi dan Keberagaman Etnis
Desa ini memiliki sejarah yang terkait erat dengan program transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.
Program ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa dan mendistribusikan penduduk ke pulau-pulau lainnya, termasuk Sumatera.
Akibat dari program ini, Desa Kurungan Nyawa III menjadi rumah bagi berbagai suku dari berbagai penjuru Indonesia.
Desa ini dihuni oleh suku Komering, Lampung, Ogan, Jawa, Sunda, dan suku-suku lainnya dari seluruh Nusantara. Keberagaman ini menciptakan masyarakat yang kaya akan budaya dan tradisi.
Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, penduduk desa hidup berdampingan dengan damai, menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebersamaan.
Arsitektur Desa yang Modern
Berbeda dengan desa-desa tradisional di Sumatera Selatan yang biasanya memiliki rumah panggung khas, Desa Kurungan Nyawa III memiliki arsitektur yang lebih modern.
Hal ini mencerminkan pengaruh program transmigrasi yang membawa serta perubahan dalam tata ruang dan desain bangunan.
Rumah-rumah di desa ini umumnya dibangun dengan gaya yang lebih praktis dan fungsional, menyesuaikan dengan kebutuhan para pendatang yang datang dari berbagai daerah.
Potensi dan Tantangan Desa