Namun, sayangnya, sebelum Patung Dirgantara tersebut sempat diresmikan, Bung Karno meninggal dunia.
Kepergian beliau menyisakan duka yang mendalam di tengah perjuangan menyelesaikan karya seni monumental tersebut.
Edhi Sunarso, sang pemahat, yang tengah melakukan penyelesaian akhir di atas patung, turun dan ikut mengiringi iringan mobil jenazah Bung Karno.
Peristiwa tersebut menjadi momen haru dan penuh makna, menggambarkan kehilangan seorang pemimpin besar dan pelindung seni Indonesia.
BACA JUGA:Mari Mengenal Sejarah Kelenteng Tertua di Kota Palembang, Jejak Budaya Tionghoa di Bumi Sriwijaya !
Meskipun Bung Karno tidak dapat melihat hasil akhir dari karyanya, semangatnya dan pengorbanannya tetap hidup dalam bentuk Patung Dirgantara.
Proyek ini menjadi simbol kegigihan dan tekad untuk mewujudkan cita-cita, bahkan dalam situasi politik yang sulit.
Patung Dirgantara akhirnya menjadi warisan berharga bagi Indonesia, mengingatkan kita akan semangat perjuangan dan dedikasi yang terkandung di dalamnya.
Dengan menyelesaikan proyek ini, Edhi Sunarso dan para seniman terlibat lainnya tidak hanya menciptakan sebuah patung monumental, tetapi juga mengabadikan semangat perjuangan Bung Karno dalam dunia seni.
BACA JUGA:Ini Dia Lambang Kota Palembang Pada Zaman Penjajahan Belanda, Lihat Yuks Sejarah di Pulau Sumatera !
Patung Dirgantara, kendati dibuat dalam suasana politik yang sulit, tetap menjadi bukti bahwa seni memiliki kekuatan untuk melampaui segala rintangan dan menciptakan sesuatu yang abadi.