Namun, di tengah kesuksesan BinguoEV dan Cloud EV, penjualan Wuling Air EV justru mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Sebagai salah satu produk awal Wuling di segmen mobil listrik, Air EV awalnya dirancang untuk menjadi pilihan entry level bagi konsumen yang baru pertama kali mencoba kendaraan listrik.
Namun, dengan munculnya BinguoEV dan Cloud EV, preferensi konsumen mulai terpecah.
Gomgom, salah satu perwakilan dari Wuling Motors, mengakui bahwa penurunan penjualan Air EV ini disebabkan oleh pergeseran preferensi konsumen.
Sebenarnya kalau kita lihat terpecah jadinya, ya. Kalau BinguoEV segmennya unik dan beda, fokusnya ke situ.
Sementara Air EV itu buat orang yang ingin coba EV entry level, ujar Gomgom.
BACA JUGA:Kolaborasi Yamaha dan Honda: Gebrakan Baru di Pasar Sepeda Motor Listrik Jepang
BACA JUGA:Mazda CX-60 PHEV Tak Mungkin Masuk Indonesia, Fokus pada Dua Varian Mesin yang Sudah Ada
Ia juga menambahkan bahwa setiap produk mobil listrik Wuling memang memiliki segmen masing-masing, dan konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Strategi Wuling Menghadapi Tantangan Pasar
Penurunan penjualan Air EV tentu menjadi tantangan bagi Wuling Motors.
Namun, hal ini juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengevaluasi strategi pemasaran mereka dan mencari cara untuk menarik kembali minat konsumen terhadap produk tersebut.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran konsumen mengenai keunggulan Air EV dibandingkan dengan produk lain di kelas yang sama.
BACA JUGA:Eksplorasi Interior Wuling Alvez: Teknologi Futuristik untuk Pengalaman Berkendara yang Keren
BACA JUGA:Wuling Perkenalkan MPV Listrik Penantang BYD M6, Menyasar Pasar yang Minim Kompetisi
Wuling Motors juga perlu mempertimbangkan untuk memperkuat positioning Air EV sebagai kendaraan listrik entry level yang dapat diandalkan.