Menariknya, Gibson menggambarkan film ini seakan memiliki sedikit elemen fiksi ilmiah di dalamnya, dengan memadukan realitas fisik dan metafisik secara lebih mendalam.
BACA JUGA:Wow! Inilah Sinopsis Speak No Evil: Teror Psikologis di Balik Kebaikan Palsu
Lebih lanjut, dalam wawancara tahun 2016 dengan Stephen Colbert, Gibson juga mengisyaratkan bahwa The Passion of the Christ: Resurrection tidak hanya akan menceritakan penyaliban dan kebangkitan Yesus, tetapi juga tiga hari yang dihabiskan oleh Yesus sebelum kebangkitannya.
Hal ini menjanjikan eksplorasi mendalam terhadap dimensi spiritual dan waktu, memberikan perspektif baru kepada para penonton mengenai perjalanan spiritual Yesus.
Sukses Besar Film Pertama
The Passion of the Christ yang disutradarai oleh Mel Gibson pada 2004, mengisahkan hari-hari terakhir Yesus di bumi.
Film tersebut menjadi fenomena besar dengan meraih pendapatan hampir US$612 juta di seluruh dunia. Film ini dianggap sebagai film independen paling sukses sepanjang masa.
Namun, film tersebut tidak lepas dari kontroversi, karena beberapa pihak menuduhnya menyiratkan bahwa pemimpin Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus, yang memicu tuduhan anti-Semitisme.
Terlepas dari kontroversi tersebut, The Passion of the Christ mendapat dukungan luas dari gereja-gereja di berbagai negara, yang bahkan membeli seluruh tiket bioskop untuk jemaat mereka.
Sekuel ini diharapkan dapat mengulangi kesuksesan film pertama, meskipun dengan pendekatan yang lebih luas dan narasi yang lebih kompleks.
Para penggemar film religi tentu menantikan bagaimana Mel Gibson akan menggambarkan kebangkitan Yesus dan peristiwa spiritual di sekitarnya.
Apa yang Dapat Diharapkan?
Dengan proses syuting yang segera dimulai, banyak yang berharap The Passion of the Christ: Resurrection dapat dirilis dalam waktu dekat.