SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Industri kecantikan terus berkembang pesat, menghadirkan berbagai inovasi dan pilihan produk perawatan kulit yang semakin beragam.
Mulai dari pelembap, serum, hingga sunscreen, produk-produk ini kini hadir dengan berbagai varian yang dirancang untuk menjawab kebutuhan konsumen.
Namun, di balik kemudahan ini, ada ancaman yang tak boleh diabaikan: meningkatnya jumlah sampah dari kemasan skincare.
Kemasan-kemasan plastik, kaca, atau bahan campuran yang sering digunakan untuk membungkus produk skincare menjadi persoalan lingkungan yang serius.
Jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini akan terus menumpuk, mencemari tanah, air, dan bahkan lautan.
BACA JUGA:Clarins Lotus Face Oil dan Pure Lotus Youthbiotics Cream: Duo Andalan untuk Perlindungan Kulit
BACA JUGA:Fresh Lotus Youth Preserve Exfoliating Rescue Mask: Solusi Kulit Kusam dalam 5 Menit
Oleh karena itu, langkah awal yang dapat kita lakukan untuk membantu mengatasi masalah ini adalah dengan memilah sampah skincare.
Mengapa Memilah Sampah Skincare Itu Penting?
Seringkali, sampah skincare dibuang begitu saja bersama dengan sampah rumah tangga lainnya.
Padahal, kemasan skincare biasanya terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kaca, atau aluminium.
Dengan memilah dan mengumpulkan kemasan skincare bekas secara terpisah, kita mempermudah proses pengelolaan sampah sehingga bahan-bahan tersebut bisa diolah kembali menjadi barang baru yang bermanfaat.
BACA JUGA:Kekuatan Warna Putih dalam Dunia Fashion: Elegan, Timeless, dan Serbaguna!
Konsep ini dikenal dengan istilah ekonomi sirkular, di mana sampah tidak lagi dipandang sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi.