Dampak Lingkungan dan Keamanan yang Lebih Baik
Masalah lingkungan telah menjadi perhatian utama dalam industri teknologi, terutama dengan semakin tingginya permintaan akan perangkat elektronik.
Dengan mengurangi ketergantungan pada elemen langka dan berbahaya, baterai silikon-karbon diharapkan dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan bagi industri ini.
Selain itu, faktor keamanan juga menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan teknologi baterai ini.
BACA JUGA:Samsung Galaxy S25 Series Hadir dengan Fitur AI Baru yang Memukau
BACA JUGA:Wah! Infinix Note 40 Series: Baterai Tahan Lama, Ideal untuk Perjalanan Fotografi Lanskap Kamu Nih!
Dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai silikon-karbon memiliki risiko overheating yang lebih rendah.
Ini berarti, potensi terjadinya insiden seperti baterai meledak atau terbakar dapat diminimalisir secara signifikan.
Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi konsumen yang semakin peduli terhadap aspek keselamatan perangkat elektronik mereka.
Samsung dan Teknologi Stacking untuk Daya Tahan Lebih Lama
Selain menggunakan baterai silikon-karbon, laporan dari Korea Selatan juga menyebutkan bahwa Samsung sedang menjajaki penggunaan teknologi ‘stacking’ dalam pengembangan baterai mereka.
BACA JUGA:Samsung Galaxy A55 8/256GB: Solusi Premium untuk Pengguna Modern
BACA JUGA:S Pen Galaxy S25 Ultra Tanpa Bluetooth: Samsung Yakin Pengguna Tetap Puas
Teknologi ini memungkinkan peningkatan kepadatan energi hingga lebih dari 10%, yang berarti kapasitas baterai bisa ditingkatkan tanpa harus mengubah ukuran fisiknya.
Sebagai contoh, jika teknologi ini diterapkan pada baterai Galaxy S24 Ultra yang memiliki kapasitas 5.000 mAh, maka daya tampungnya bisa ditingkatkan menjadi lebih dari 5.500 mAh tanpa memperbesar dimensi baterai itu sendiri.
Jika dikombinasikan dengan teknologi silikon-karbon, Samsung Galaxy S26 Series berpotensi menghadirkan daya tahan baterai yang jauh lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya.