Tren positif ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar properti Bali akan terus berkembang, terutama untuk properti dengan konsep eco-friendly yang kini semakin diminati.
Teknologi Canggih untuk Hunian Berkelanjutan
Konsep rumah ramah lingkungan tidak terlepas dari peran teknologi.
BACA JUGA:Dapat Warisan Tanah? Segera Balik Nama Sertifikat agar Tak Menyesal di Kemudian Hari!
BACA JUGA:Peluang Emas! Mulai Bisnis Kos-Kosan dengan Modal 10 Juta Saja
Penggunaan Smart Technology dalam pembangunan properti dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 450.000 kilogram per tahun, yang setara dengan menanam 10.000 batang pohon.
Menurut Evgeny Obolentsev, salah satu pengembang properti berkelanjutan di Bali, tantangan terbesar dalam membangun hunian eco-friendly adalah bagaimana menyesuaikan arsitektur dengan lingkungan sekitar.
Bali dikenal dengan keindahan alam dan budayanya, sehingga setiap proyek properti harus mampu menjaga keseimbangan antara perkembangan industri dengan kelestarian alam.
“Kami sangat menekankan pentingnya menciptakan harmoni antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali.
Ini menjadi perhatian utama dalam pengembangan Ecoverse agar dapat memberikan manfaat bagi para penghuninya sekaligus tetap menjaga keunikan Pulau Dewata,” ungkap Evgeny.
BACA JUGA:Menyongsong 2025: Peluang dan Tantangan Sektor Properti Indonesia
BACA JUGA:Lebih dari Hiasan: Dekorasi Imlek sebagai Simbol Harapan dan Keberuntungan
Masa Depan Properti di Bali: Hijau dan Berkelanjutan
Tren properti berkelanjutan di Bali diprediksi akan terus berkembang dalam beberapa tahun mendatang.
Semakin banyak pengembang yang mulai mengadopsi konsep eco-friendly, baik dalam skala kecil maupun besar.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, hunian yang hemat energi, menggunakan sumber daya terbarukan, dan memiliki konsep green living akan semakin diminati oleh generasi milenial dan investor.