Kurangnya inovasi dalam pengelolaan tempat wisata ini membuat pengunjung merasa bosan karena tidak ada perubahan yang signifikan.
Selain itu, perawatan wahana yang kurang optimal juga membuat beberapa atraksi mulai terlihat usang dan kurang menarik.
BACA JUGA:Menikmati Keindahan Sunset dan Sunrise di La Surf Bungalow Krui Lampung
BACA JUGA:Es Kacang Merah: Minuman Segar Khas Palembang yang Wajib Dicoba Saat Ramadan
Dampak Ekonomi dan Pandemi COVID-19
Meski Kampung Gajah sudah tutup pada 2018, dampak ekonomi yang melemah di tahun-tahun sebelumnya juga turut berkontribusi dalam penurunan jumlah pengunjung.
Selain itu, pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 semakin memperburuk keadaan tempat-tempat wisata yang sudah mengalami kesulitan finansial.
Dari Tempat Rekreasi Menjadi Area Terbengkalai
Pasca penutupan, Kampung Gajah Wonderland berubah drastis. Bangunan dan wahana yang dulunya dipenuhi tawa pengunjung kini dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan.
BACA JUGA:Menu Buka Puasa Khas Palembang: Lezatnya Olahan Ikan yang Jadi Andalan
BACA JUGA:Bukit Siguntang: Jejak Sejarah dan Keindahan Alam di Tanah Palembang
Beberapa bagian taman mulai ditumbuhi semak belukar, dan banyak struktur bangunan yang mengalami kerusakan parah akibat tidak terawat selama bertahun-tahun.
Salah satu ikon yang dulu terkenal di tempat ini, yakni patung-patung gajah besar, kini sudah tidak ada lagi.
Beberapa di antaranya bahkan telah dihancurkan atau diambil oleh pihak tertentu.
Kini, area bekas Kampung Gajah digunakan warga setempat untuk menjual tanaman, meskipun masih banyak bagian yang dibiarkan kosong dan tampak menyeramkan.
Mitos dan Kesan Angker Kampung Gajah