Penataan sistem retribusi, pengelolaan kebersihan, dan pelayanan yang ramah menjadi aspek penting dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.
Di sisi lain, kebangkitan sektor wisata ini tentu memberikan angin segar bagi para pelaku UMKM lokal.
Sepanjang kawasan Pantai Mutun dan sekitarnya, deretan warung makan, toko suvenir, dan penyewaan perahu kembali menggeliat.
BACA JUGA:Junglesea: Destinasi Wisata Baru di Lampung yang Menggabungkan Pantai dan Dunia Dinosaurus
BACA JUGA:Inilah Makanan Khas Palembang yang Cocok Dijadikan Menu Buka Puasa
Masyarakat sekitar pun mulai merasakan kembali denyut ekonomi yang sempat lesu akibat pandemi.
Menurut salah satu pedagang kelapa muda di kawasan tersebut, lonjakan pengunjung seperti saat ini jarang terjadi selama dua tahun terakhir. “Alhamdulillah, sekarang mulai rame lagi.
Dulu sepi sekali, kadang tidak ada pengunjung sama sekali. Sekarang bisa habis 100 butir kelapa dalam sehari,” ucapnya sambil tersenyum.
Pantai Mutun sendiri memang sudah lama dikenal sebagai ikon wisata laut di Lampung.
Dengan garis pantai yang panjang, air laut yang jernih, serta akses yang cukup mudah dari kota, pantai ini menjadi destinasi favorit baik untuk liburan keluarga maupun kegiatan komunitas seperti gathering atau outing kantor.
BACA JUGA:Pindang Tulang Khas Sumatera Selatan: Perpaduan Gurih, Pedas, dan Asam yang Menggugah Selera
Ke depan, harapan para wisatawan dan pelaku usaha lokal adalah adanya perhatian serius dari pemerintah untuk terus mengembangkan potensi wisata di Lampung.
Tidak hanya memperbaiki infrastruktur dan kebersihan, tapi juga dengan memperkuat promosi serta memperluas kerja sama antar daerah guna menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan pengelolaan yang baik dan komitmen terhadap pelayanan prima, pariwisata Lampung bisa menjadi salah satu pilar ekonomi daerah yang terus tumbuh dan berkembang.
Keindahan alam yang ditawarkan bukan hanya sekadar pemandangan, tapi juga peluang besar untuk membangkitkan ekonomi pascapandemi.