Rincian Jadwal Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2024:
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Tanggal
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 10 April 2025
Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 11 April 2025
Cum Dividen di Pasar Tunai 14 April 2025
Ex Dividen di Pasar Tunai 15 April 2025
Recording Date (Daftar Pemegang Saham) 14 April 2025 pukul 16.15 WIB
Pembayaran Dividen Tunai 23 April 2025
----------------------------------------------------------------------------------------------
Pembagian untuk Pemerintah dan Pemegang Saham Publik
Sebagai perusahaan pelat merah, mayoritas saham BRI masih dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
BACA JUGA:Unici Songket Silungkang: Menjaga Warisan Budaya, Menembus Pasar Dunia Berkat Dukungan BRI
Oleh karena itu, dari total dividen yang dibagikan, sebesar Rp27,68 triliun akan disetorkan kepada negara.
Jumlah ini sudah termasuk dividen interim sebesar Rp10,88 triliun yang telah dibayarkan sebelumnya.
Sisanya akan dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham publik yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal yang telah ditentukan.
Pembagian dividen ini bukan hanya memberikan keuntungan langsung berupa tunai bagi investor, tetapi juga memperkuat daya tarik saham BBRI di mata investor ritel dan institusi.
BACA JUGA:Minyak Telon Lokal Tembus Pasar Global: Sukses UMKM Binaan BRI dari Yogyakarta
BACA JUGA:BRI Kembali Raih Penghargaan Internasional Berkat Konsistensi dalam Keuangan Berkelanjutan
Konsistensi BRI dalam memberikan dividen dalam jumlah besar menjadi sinyal positif mengenai fundamental perusahaan yang kuat.
Dasar Keputusan: Kinerja Keuangan yang Solid
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa keputusan pembagian dividen ini telah melalui pertimbangan yang matang, termasuk menilai kondisi keuangan perusahaan, proyeksi bisnis ke depan, dan kebutuhan ekspansi.
“BRI mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan besaran dividen, termasuk kebutuhan ekspansi bisnis, kecukupan likuiditas, dan manajemen risiko bank.
Rasio kecukupan modal (CAR) Perseroan pun diproyeksikan tetap terjaga di atas 19% dalam jangka panjang,” ujar Hendy.