BACA JUGA:Semakin Terlihat! Kedekatan Justin Hubner dan Jennifer Coppen: Cuma Teman atau Ada Cinta?
Film ini tidak hanya menyuguhkan ketegangan dan kengerian, tetapi juga mengangkat kembali cerita-cerita mistis dari budaya lokal yang selama ini mungkin mulai dilupakan.
Dengan latar suasana pabrik tua yang suram, diselingi dengan visual menyeramkan dan audio yang menggugah bulu kuduk, penonton akan diajak menyelami dunia lain yang sangat dekat, namun kerap diabaikan oleh kehidupan modern.
Film ini juga mengingatkan penonton tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam gaib dan dunia nyata, serta tidak sembarangan merusak sesuatu yang bukan milik manusia.
Antisipasi Penonton dan Harapan Sutradara
Sutradara film ini mengaku ingin menyampaikan pesan moral melalui kisah horor ini.
BACA JUGA:Reaksi Netizen dan Doa untuk Steven Wongso Setelah Menjadi Mualaf!
BACA JUGA:Mengejutkan! Sebelum Mualaf, Steven Wongso Sudah Praktik Islam Sejak Lama!
Kita hidup berdampingan dengan banyak hal yang tidak terlihat. Lewat film ini, saya ingin menyampaikan bahwa ada batas yang tidak boleh kita langgar,” ujarnya.
Antusiasme terhadap film ini pun cukup tinggi.
Banyak penonton yang penasaran karena film ini berasal dari cerita viral, serta dipenuhi unsur kearifan lokal dan suasana khas Indonesia yang sangat kental.
Kombinasi antara teror, mitos, dan realitas menjadikan "Pabrik Gula" sebagai tontonan horor yang berbeda dari biasanya.
Film ini diharapkan tak hanya memuaskan pecinta horor, tetapi juga menjadi pengingat bahwa tidak semua tempat bisa disentuh tanpa izin. Karena bisa jadi, di balik tembok pabrik tua itu, ada mata-mata tak terlihat yang selalu mengawasi.