Sekarang, alhamdulillah sudah bisa meraih omzet harian hingga belasan juta rupiah, terutama saat musim liburan seperti Lebaran,” ujarnya.
Salah satu daya tarik utama Warung Bu Sum adalah sate kere, menu khas berbahan dasar sandung lamur—bagian daging sapi berlemak yang dibakar sempurna dengan bumbu khas Jawa dan kecap manis.
Tak hanya sate, warung ini juga menyajikan aneka hidangan favorit seperti gulai sapi, soto daging, nasi gudeg, mangut lele, dan sate ayam, semuanya disajikan dengan cita rasa otentik khas Jawa Tengah.
Tak hanya soal rasa, pengalaman bersantap di Warung Bu Sum semakin berkesan karena metode memasaknya yang masih tradisional.
Sebagian besar hidangan diolah menggunakan anglo (tungku arang), memberikan aroma rempah dan sensasi nostalgia yang jarang ditemukan di tempat lain.
Kami masih pakai anglo karena rasanya lebih khas dan aromanya menggugah selera," kata Udiyanti.
Ramai Saat Libur Lebaran
Setiap musim libur, terutama saat Lebaran, Warung Bu Sum selalu dipadati pengunjung, baik warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah.
Kami hanya tutup dua hari selama Lebaran.
Mulai hari ketiga, warung langsung penuh lagi sampai libur sekolah selesai. Bahkan banyak yang rela antre dari pagi demi mencicipi menu favorit di sini,” jelas Udiyanti.
Warung ini buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga 16.00, mengikuti jam operasional Pasar Beringharjo.
Dengan sistem pelayanan yang cepat dan suasana khas pasar tradisional, pelanggan merasa seperti kembali ke masa lalu, menikmati kuliner nenek moyang di tengah denyut kehidupan kota budaya.