Selain modularitas, teknik prefabrikasi juga menjadi senjata utama Bobobox dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Semua komponen kabin dibuat di fasilitas produksi pusat dengan standar tinggi, lalu dikirim ke lokasi dan dirakit secara cepat dan efisien.
BACA JUGA:Kemplang dan Kerupuk Diserbu Pemudik: Oleh-Oleh Khas Palembang yang Tak Pernah Sepi Peminat
BACA JUGA:Linimasa, Tempat Nongkrong Baru di Palembang dengan Sunset Terindah dan Menu Kuliner Lengkap
Proses ini tidak memerlukan alat berat ataupun tenaga kerja dalam jumlah besar, yang biasanya meningkatkan jejak karbon dari kegiatan konstruksi.
Dengan menghindari metode konvensional seperti pengecoran di tempat dan penggunaan bahan bakar fosil untuk alat berat, Bobobox berhasil mengurangi emisi karbon dan polusi suara selama proses pembangunan.
Hal ini sangat penting terutama di lokasi wisata yang berada di kawasan pegunungan, hutan, atau tepi danau yang seharusnya tetap tenang dan alami.
Teknologi Bertemu Alam
Didirikan pada tahun 2018 di Bandung, Bobobox telah memperluas jangkauannya dengan lebih dari 37 lokasi di seluruh Indonesia, menghadirkan beragam konsep penginapan seperti Bobopod, Boboliving, dan kini Bobocabin.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Budaya di Kampung Kapitan: Surga Tersembunyi di Tepi Sungai Musi
BACA JUGA:Wisata Pantai Lampung Diserbu Warga Sumsel, Antusiasme Liburan Tahun Baru Islam 1444 H Melonjak
Dengan semangat teknologi, kenyamanan, dan tanggung jawab lingkungan, perusahaan ini berusaha menciptakan pengalaman menginap yang lebih dari sekadar beristirahat.
Melalui kampanye bertajuk "Discover More Discover You", Bobobox ingin mengajak wisatawan tidak hanya untuk menikmati liburan, tetapi juga untuk menemukan kembali koneksi dengan diri sendiri dan alam.
Dengan menginap di tempat yang nyaman, modern, dan minim dampak ekologis, wisatawan diajak menjadi bagian dari gerakan wisata berkelanjutan.
Masa Depan Glamping Indonesia
Konsep glamping ramah lingkungan seperti yang ditawarkan Bobocabin menjadi harapan baru bagi pariwisata Indonesia.