Jika tidak lolos sebagai juara atau runner-up grup di babak keempat, masih ada peluang lain: babak playoff zona Asia.
Di sinilah mimpi Indonesia bisa berlanjut.
Juara dan runner-up ketiga grup yang tidak lolos akan saling berhadapan di fase playoff Asia.
Pemenangnya akan mendapat jatah untuk bertanding di playoff antar konfederasi, berhadapan dengan tim dari zona CONMEBOL (Amerika Selatan), CONCACAF (Amerika Utara), OFC (Oseania), atau CAF (Afrika).
Meski jalurnya terjal, skenario ini tetap memberi harapan.
Bila Indonesia bisa menjaga konsistensi seperti saat melawan Vietnam dan bermain disiplin menghadapi tim-tim kuat, bukan tidak mungkin Garuda mengepakkan sayap ke Amerika Serikat, Kanada, atau Meksiko pada 2026.
BACA JUGA:Waduh! Sudirman Cup Masih Jadi Kutukan Jepang: Lagi-Lagi Tumbang di Tangan China!
BACA JUGA:Inilah Pertarungan Epik di Semifinal: Chen Yu Fei Comeback Dramatis Kalahkan Akane Yamaguchi!
Kekuatan dan Kelemahan Skuad Garuda
Jika melihat komposisi skuad saat ini, Indonesia diuntungkan dengan adanya deretan pemain muda dan naturalisasi yang mulai menyatu.
Pemain seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama menunjukkan performa positif dan mampu menjadi penggerak permainan.
Keseimbangan antara kekuatan lini tengah dan pertahanan pun terlihat lebih solid dibanding era sebelumnya.
Namun, ada catatan penting.
Ketergantungan pada strategi serangan balik dan belum stabilnya finishing menjadi hambatan.
Dalam laga berat nanti, efisiensi di depan gawang dan penguasaan bola akan menjadi faktor kunci. Juga, kedalaman skuad perlu diperkuat agar rotasi pemain tetap kompetitif.
BACA JUGA:Kilas Balik Dramatis! Comeback Epik Wolfdogs Nagoya di Leg 1 vs Suntory Sunbirds!