Kisah Solihin Sutisna, pengrajin sepatu Tasikmalaya, menjadi bukti nyata: setelah menerima KUR Mikro BRI 2023, produksinya naik dari 200 ke 600 pasang per bulan dan mulai ekspor ke Malaysia.
Ia kini mempekerjakan 18 orang—naik tiga kali lipat dibanding sebelum pandemi.
Sinergi dengan agenda nasional
BACA JUGA:Bangkit dari Krisis, Perempuan Tangguh Ini Sukses Dirikan KWT di Lereng Gunung Ciremai Berkat BRI
BACA JUGA:BRI Perkuat Akses Digital di Daerah 3T, Dukung SDM Unggul Lewat Pendidikan Berbasis Teknologi
Langkah BRI selaras dengan Sustainable Finance Roadmap OJK Tahap III (2024–2029) yang menargetkan lembaga keuangan menyalurkan minimal 50 persen pembiayaan ke sektor hijau–inklusif.
Pemerintah mendukung lewat insentif pajak energi terbarukan dan pembentukan pasar karbon sukarela.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, “Transformasi ekonomi hijau tidak dapat bergantung pada APBN semata.
Peran perbankan—terutama BRI—sangat krusial,” ujarnya di G20 Sustainable Finance Working Group di Bali, April lalu.
Respons pasar modal
BACA JUGA:BRI Perkuat Kualitas Kredit dan Ketahanan Keuangan Lewat Manajemen Risiko Prudent
BACA JUGA:Didukung BRI, Liga Kompas U-14 Jadi Wadah Terbesar Pembinaan Bakat Muda Indonesia
Kepercayaan investor tercermin di lantai bursa.
Pada penutupan perdagangan Senin (19/5), saham BBRI naik 1,8 persen ke Rp6 350 per lembar—level tertinggi dua bulan terakhir.
Analis Mirae Asset Sekuritas menilai ekspansi portofolio hijau akan menurunkan cost of fund karena akses BRI ke penerbitan green bond global yang lebih murah.
Menatap 2030