Namun, justru kesederhanaan inilah yang membikin biaya perawatan amat rendah.
Sparepart lokal berlimpah, mekanik bengkel kampung pun fasih menanganinya. Untuk masyarakat berdaya beli terbatas, reliabilitas dan ongkos servis berkala di bawah Rp 100 ribu jadi nilai jual utama.
Pasar Utama: Pakistan, tapi Potensi di Indonesia?
Melihat tren ekonomi, Indonesia sebenarnya memiliki kantong pasar mirip Pakistan: kebutuhan kendaraan komuter super-irit di daerah rural yang infrastrukturnya belum mendukung mobil listrik.
BACA JUGA:Honda Cross Cub 110: Motor Bebek Klasik Rasa Petualang dengan Harga Rp 41 Jutaan
Meski regulasi emisi di sini sudah lebih ketat, mesin 70 cc empat-tak relatif mudah menyesuaikan standar EURO4. Tantangannya terletak pada selera pasar—masyarakat Indonesia kini gandrung skutik otomatis.
Namun celah bagi fleet delivery, perdesaan, atau mahasiswa rantau masih terbuka jika Honda mau melakukan localized production dan menambah opsi electric starter.
Komparasi Cepat dengan Rival Satu Negeri
Di Pakistan, lawan terdekat CD-70 adalah United US 70 serta Road Prince RP 70.
Keduanya menawarkan harga sedikit lebih rendah, tetapi survei konsumen menunjukkan resale value dan daya tahan CD-70 tetap unggul.
BACA JUGA:Waspadai Efek Bensin Kotor: Ancaman Tersembunyi Bagi Mesin Kendaraan dan Cara Cerdas Menghindarinya
BACA JUGA:Suzuki Fronx Siap Ramaikan Pasar Small SUV di Indonesia, Hadirkan Dua Pilihan Mesin Sekaligus
Atlas Honda juga punya jaringan servis terluas, faktor krusial bagi pengendara yang tak sempat bolak-balik kota mencari suku cadang.
Tanggapan Konsumen: Antara Cinta dan Kritik
Sejumlah reviewer menyorot kualitas material yang disebut menurun dibanding CD-70 “jadul”.