Tak dapat dimungkiri, media sosial seperti Instagram dan TikTok memegang peran besar dalam menjamurnya tren coffee shop ini.
BACA JUGA:Cek Yuk! Coffee Shop Baru di Bukit Palembang: Rekomendasi Cozy untuk Anak Muda dan Pekerja Digital!
BACA JUGA:Cek Yuk! Museum Balaputradewa, Wisata Edukatif Favorit Milenial yang Penuh Cerita Budaya Lho!
Banyak anak muda yang menjadikan momen nongkrong sebagai konten entah itu foto latte art, interior ruangan, atau outfit of the day (OOTD) di sudut-sudut kedai kopi.
Hal ini membuat banyak coffee shop berlomba-lomba membuat interior yang unik dan photogenic demi menarik perhatian kaum muda yang “haus konten”.
Tak jarang, coffee shop yang viral di TikTok bisa mendadak ramai pengunjung dalam semalam.
Fenomena ini menjadi bukti bahwa gaya hidup urban kini tidak terlepas dari pengaruh algoritma media sosial dan bagaimana tempat-tempat fisik dikurasi secara digital.
Gaya Hidup atau Kebutuhan Sosial?
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apakah coffee shop menjadi gaya hidup semata, atau sudah menjadi kebutuhan sosial? Di satu sisi, kehadiran kedai kopi mencerminkan peningkatan daya beli dan preferensi masyarakat urban terhadap tempat dengan suasana nyaman.
BACA JUGA:Cek Yuk! Coffee Shop Baru di Bukit Palembang: Rekomendasi Cozy untuk Anak Muda dan Pekerja Digital!
BACA JUGA:Intip Yuk! Inilah Deretan Tempat Wisata Sumsel yang Sudah Menasional: Ini Rahasianya!
Di sisi lain, ini juga mencerminkan kebutuhan masyarakat modern untuk terhubung satu sama lain dalam ruang yang aman dan estetik.
Dengan meningkatnya jumlah pekerja freelance, content creator, mahasiswa daring, hingga pengusaha muda di Palembang, kebutuhan akan ruang kerja informal dan tempat bersosialisasi yang mendukung produktivitas semakin meningkat.
Coffee shop menjadi jawabannya.
Dampak Ekonomi dan Peluang Bisnis
Tren ini juga membuka peluang besar dari sisi ekonomi kreatif.