Remote control-nya sudah menggunakan koneksi Bluetooth, yang memberikan respons lebih cepat dibanding remote inframerah.
Dilengkapi pula dengan Google Assistant, pengguna dapat mengendalikan TV lewat perintah suara – mulai dari membuka aplikasi hingga mengatur volume.
Untuk konektivitas, Infinix 43X5 menawarkan pilihan cukup lengkap: mulai dari Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.0 hingga tiga port HDMI (salah satunya mendukung ARC), serta port RJ45, jack headphone, dan coaxial digital.
BACA JUGA:Bukan Hanya Soal Layar, Ini Fitur Tambahan yang Bikin Infinix Semakin Layak Dipilih
BACA JUGA:Note 40s dan Layar IPS LCD: Partner Setia untuk Produktivitas Sehari-hari
Ini memudahkan integrasi dengan perangkat eksternal seperti konsol game, soundbar, atau pemutar Blu-ray.
Sayangnya, kualitas audio menjadi salah satu titik lemah.
Meskipun speaker 20 watt-nya mampu menghasilkan suara cukup lantang, suara cenderung didominasi oleh frekuensi tengah.
Treble kadang terdengar kasar di volume tinggi, dan fitur ‘Surround Mode’ lebih sekadar memperlebar suara dibandingkan menciptakan efek surround yang sesungguhnya.
Alternatif Menarik di Segmen Entry-Level
BACA JUGA: Infinix 40Y1V Visual Lebih Tajam dan Imersif dengan Panel Full HD dan Desain Bezel-less
BACA JUGA:Dari Smartphone ke Smart TV, Infinix Siap Tantang Pemain Besar di Segmen Home Entertainment
Infinix 43X5 memang bukan smart TV sempurna, namun dengan harga yang terjangkau, ia menawarkan nilai lebih dari sekadar fungsi dasar.
Fitur-fitur seperti bezel tipis, warna cerah, koneksi Bluetooth remote, dan dukungan Android 11 membuatnya cocok untuk pengguna pemula yang mencari televisi modern tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
Meski beberapa kekurangan seperti ketajaman detail saat Noise Reduction tinggi, performa audio yang terbatas, dan keterbatasan dalam menangani konten film 24 fps masih perlu diperhatikan, namun itu semua masih dalam batas wajar untuk perangkat di kisaran harga entry-level.