Kami juga bekerja sama dengan dinas perhubungan serta pariwisata untuk memastikan seluruh ketek wisata beroperasi sesuai regulasi,” jelas Ardiansyah.
Wisata ketek ini juga memberikan nilai edukatif, terutama bagi anak-anak dan wisatawan luar kota yang belum familiar dengan kehidupan sungai.
Mereka dapat melihat langsung aktivitas masyarakat yang masih bergantung pada Sungai Musi, mulai dari nelayan lokal, perahu pengangkut barang, hingga tradisi cuci pakaian di tepi sungai.
Ini menjadikan pengalaman berwisata tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkaya wawasan budaya.
Respons wisatawan pun sangat positif.
Dita, seorang wisatawan asal Jakarta, mengaku terkesan dengan profesionalisme ketek wisata Palembang.
BACA JUGA:Libur Panjang Bulan Mei 2025, Saatnya Keliling 10 Tempat Wisata Kelas Nasional di Sumsel!
BACA JUGA:Dua Jembatan, Dua Era: Menjelajah Musi 4 dan Musi 6 dengan Ketek Wisata!
“Awalnya saya pikir ini cuma naik perahu biasa.
Tapi ternyata dapat makanan, kopi, pemandu yang informatif, dan semua lengkap dengan pelampung.
Saya merasa aman dan senang banget. Ini pengalaman yang beda dan sangat lokal,” ujarnya usai menyelesaikan tur.
Dengan tren wisata berbasis pengalaman yang semakin diminati, pengelola ketek wisata Palembang tampaknya berhasil menjawab kebutuhan wisatawan masa kini.
Mereka tidak hanya menjual pemandangan, tetapi juga menghadirkan paket pengalaman lokal yang autentik, aman, dan berkesan.
Ini menjadi contoh nyata bahwa wisata berbasis komunitas dan kearifan lokal bisa naik kelas tanpa kehilangan jati dirinya.
BACA JUGA:Intip Yuk! Wisata Tangga Seribu Gunung Gare: Trek Menantang dengan Pemandangan Menawan!
BACA JUGA:Wow! Paket Lengkap Wisata Sungai Musi Hanya Rp115 Ribu: Tur 5 Spot Hits plus Makan Siang Lezat!