SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Fenomena belanja baju bekas atau yang lebih akrab disebut thrifting kian diminati masyarakat, terutama kalangan muda.
Selain harga yang jauh lebih terjangkau dibanding pakaian baru, koleksi unik dan klasik menjadi daya tarik tersendiri dari baju-baju hasil thrifting. Namun, di balik tren yang sedang naik daun ini, terdapat risiko kesehatan yang tak bisa diabaikan.
Baru-baru ini, publik dibuat geger oleh kisah seorang pria yang menderita penyakit kulit moluskum kontagiosum setelah sering memakai baju thrift tanpa mencucinya terlebih dahulu.
Penyakit ini merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan benjolan kecil berwarna daging.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa baju bekas yang terlihat menarik bisa jadi menyimpan bahaya tersembunyi jika tidak dirawat dengan baik sebelum digunakan.
BACA JUGA:Waspadai Sakit Kepala karena Hipertensi: Pelajaran dari Kepergian Musisi Gustiwiw
Kenapa Baju Thrift Bisa Jadi Sarang Penyakit?
Baju hasil thrifting sejatinya merupakan pakaian yang sudah pernah digunakan oleh orang lain, bahkan mungkin disimpan dalam jangka waktu lama dan dikemas dalam kondisi tidak higienis.
Kain bisa saja terpapar jamur, bakteri, virus, atau bahkan parasit seperti tungau dan kutu. Belum lagi jika pakaian tersebut berasal dari lingkungan yang lembap atau terkontaminasi.
Meskipun tampak bersih, bukan berarti pakaian thrift bebas dari mikroorganisme.
Karena itu, sangat penting untuk mencuci pakaian bekas dengan benar sebelum dipakai agar terhindar dari berbagai penyakit kulit seperti iritasi, alergi, kudis, bahkan infeksi virus seperti moluskum.
BACA JUGA:Sindrom Patah Hati Lebih Mematikan bagi Pria: Ketika Emosi dan Jantung Saling Bertaut
BACA JUGA:Jangan Panik! Begini Cara Atasi Perut Kembung Saat Menstruasi
Berikut ini tiga tips mencuci pakaian hasil thrifting agar benar-benar bersih dan aman digunakan: