“Interaksi suara membuat AI terasa seperti kolaborator, bukan sekadar alat,” ujar para peserta dalam studi tersebut.
Interaksi berbasis suara juga membuat proses berpikir terasa lebih natural lebih cepat, spontan, berulang, dan komunikatif.
BACA JUGA:Host Live Streaming, Profesi Baru yang Jadi Primadona di Era Digital
BACA JUGA:4 Bank Terbaik Indonesia 2025 Versi Forbes: Dominasi BCA, BRI, Mandiri, dan BNI di Era Digital
Kepercayaan ke AI Meningkat Saat Interaksi Lewat Suara
Studi itu juga mencatat temuan menarik kepercayaan pengguna terhadap AI meningkat hingga 33 persen ketika mereka berinteraksi melalui suara, dibandingkan teks.
Interaksi suara dianggap membuat AI terasa lebih manusiawi dan lebih dekat sebagai partner kerja.
Hal ini membuka peluang bagi kolaborasi baru antara manusia dan AI yang lebih cair serta kreatif.
Mendorong Kreativitas dan Produktivitas Pekerja Masa Depan
Pergeseran menuju komunikasi berbasis suara diprediksi akan mempercepat proses kreatif.
Pekerja bisa langsung melontarkan ide secara spontan tanpa harus menghabiskan waktu mengetik atau menyusun kalimat.
Ini sangat bermanfaat bagi pekerja yang multitasking, termasuk orang tua yang bekerja dari rumah atau profesional yang sering berpindah tempat.
BACA JUGA:Rezeki Digital Malam Ini, Pengguna DANA Berpeluang Dapat Saldo Gratis hingga Rp450.000
Selain itu, tren Voice-AI juga mendukung penggunaan teknologi tanpa sentuhan (hands-free), sehingga mempermudah interaksi saat bepergian.
Ketika teknologi AI generatif semakin berkembang, penggunaan suara diprediksi menjadi cara paling cepat dan efisien untuk berkolaborasi.