Penurunan Drastis Pencurian NFT Mengundang Pertanyaan tentang Keamanan Aset Digital
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pencurian Non Fungible Token (NFT) baru-baru ini mengalami penurunan yang signifikan sebesar 31 persen pada bulan Juli 2023, mengutip laporan terbaru dari perusahaan keamanan Blockchain.
Hal ini mengundang pertanyaan tentang keamanan aset digital di tengah meningkatnya popularitas NFT dan potensi risiko yang terkait.
Menurut data dari Coinmarketcap pada Rabu (9/8), laporan tersebut juga mengungkapkan angka yang lebih mengejutkan, yaitu penurunan sebesar 81 persen dalam rentang waktu Februari 2023 hingga saat ini.
Pada bulan Juli saja, total nilai aset NFT yang berhasil dicuri mencapai USD1,73 juta atau sekitar Rp26,3 miliar.
BACA JUGA:Kompetisi Bitcoin Olympics Hackathon 2023: Hadiah $100,000 Menanti! Pelajari Cara Daftarnya
Namun demikian, peristiwa yang lebih mencolok terjadi pada bulan Februari dimana terjadi pencurian NFT dengan nilai yang mencengangkan, yakni sekitar USD16,2 juta atau sekitar Rp246,6 miliar.
Bulan Februari dianggap sebagai periode terburuk dalam hal pencurian aset digital, mengundang perhatian serius terhadap keamanan NFT.
Salah satu temuan menarik dari laporan oleh Peckshield adalah bahwa sebagian besar NFT yang dicuri pada bulan Juli ternyata dijual dengan cepat.
Dalam waktu hanya dua jam, setengah dari aset kripto yang dicuri telah ditempatkan di pasar NFT dan dijual dengan jumlah uang yang setara.
BACA JUGA:Shibarium: Membedah Era Baru Aset Digital - Antusiasme, Tantangan, dan Kejutan yang Menanti
Lebih lanjut, sekitar 67,3 persen dari NFT yang dicuri dilaporkan dijual melalui platform blur.io, pasar NFT di mainnet Ethereum.
Sementara itu, 19,63 persen dijual melalui marketplace NFT terbesar di dunia, yaitu OpenSea, dan lebih dari 10 persen lainnya ditempatkan di marketplace X2Y2 NFT.
Dalam konteks ini, sepanjang tahun 2023, total nilai NFT yang telah dicuri mencapai lebih dari USD40 juta atau sekitar Rp609 miliar, memicu ketidakpastian di kalangan komunitas NFT.