SUMEKSRADIO.DISWAY.ID Kesulitan tidur saat ini tidak bisa dianggap remeh. Studi terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak gejala insomnia yang dialami seseorang, semakin besar risiko stroke.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology mengamati hubungan antara gejala insomnia dan stroke.
31 ribu orang yang tidak terkena stroke dalam 9 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini.
BACA JUGA:Coba 5 Ramuan Herbal ini untuk Menurunkan Asam Lambung dengan Aman
Para peneliti telah menemukan bahwa orang dengan 5-8 gejala insomnia memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan orang tanpa insomnia.
Kemudian orang dengan 1-4 gejala insomnia memiliki risiko stroke 16 persen lebih tinggi.
Apa saja gejala susah tidur?
Gejala insomnia termasuk kesulitan tidur, bangun di malam hari, bangun terlalu pagi, merasa tidak enak badan, kantuk di siang hari, kecemasan, depresi dan mudah tersinggung, insomnia, peningkatan kecelakaan, dan kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan memperhatikan.
Menurut penulis utama studi dan ahli epidemiologi Wendemi Sawadogo, pengobatan masalah tidur tepat waktu sangat penting untuk mencegah stroke.
“Ada banyak perawatan yang dapat membantu orang meningkatkan kualitas tidurnya, sehingga menentukan gangguan tidur mana yang meningkatkan risiko stroke dapat memungkinkan pengobatan lebih awal atau terapi perilaku untuk orang dengan masalah tidur dan berpotensi mengurangi risiko stroke di kemudian hari,” kata Sawadogo.
BACA JUGA:Waspada, Batuk Pilek Pada Anak, Komplikasinya dapat Menyerang Paru-Paru
Gangguan tidur yang berhubungan dengan stroke
Ada penelitian sebelumnya yang menghubungkan gangguan tidur dan stroke. Hasilnya serupa.
Analisis terhadap 4.500 orang menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari 5 jam semalam (yang mungkin disebabkan oleh insomnia) tiga kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan mereka yang tidur teratur 7 jam.
Disarankan untuk tidur cukup, karena tidur terlalu lama tetap berisiko terkena stroke.
Tidur lebih dari 9 jam dikaitkan dengan risiko stroke dua kali lipat. Tidak hanya tidur malam yang berhubungan dengan stroke, tetapi juga tidur siang hari.
Orang yang tidur rata-rata lebih dari satu jam 88 persen lebih mungkin terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak.
Namun studi tersebut juga menemukan bahwa tidur kurang dari satu jam tidak berhubungan dengan stroke.
Mengapa tidur dan stroke terkait?
Direktur Center for Circadian and Sleep Medicine di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, menjelaskan bahwa tidur pendek dan terfragmentasi serta apnea tidur dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur metabolisme, tekanan darah, dan peradangan.
Semua ini adalah faktor risiko stroke.
"Tidur yang buruk dapat mengganggu penurunan alami tekanan darah selama tidur malam dan berkontribusi terhadap hipertensi, faktor risiko utama stroke dan penyakit kardiovaskular," katanya. ***