Permintaan ini menghadirkan tantangan besar bagi Pangeran Rejed dan putranya.
Untuk mewujudkan proyek yang ambisius ini, Pangeran Rejed memutuskan untuk mendatangkan arsitek berbakat dari Cina dan Arab.
Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh arsitek-aristek ini, mereka berusaha mewujudkan visi rumah yang spektakuler sesuai permintaan Pangeran Ismail.
Namun, seperti dalam kisah-kisah sebelumnya, proyek besar seringkali tidak berjalan sesuai rencana.
BACA JUGA:Rahasia Ketinggian: Wisata Air Terjun Madakaripura, Eksotis & Legenda Mahapatih Gadjah Mada di Jawa Timur
Pembangunan rumah ini seringkali tersendat dan mengalami kesulitan yang cukup besar.
Ahli-ahli yang bekerja pada proyek ini tampaknya tidak mampu mengatasi tantangan yang dihadapi.
Hal ini mengakibatkan pergantian arsitek-arsitek selama pembangunan, yang membuat proyek ini berlarut-larut.
Meskipun demikian, semangat Pangeran Rejed dan komitmennya untuk memenuhi permintaan Pangeran Ismail tetap tidak surut.
BACA JUGA:Rahasia Ketinggian: Wisata Air Terjun Madakaripura, Eksotis & Legenda Mahapatih Gadjah Mada di Jawa Timur
Akhirnya, setelah sepuluh tahun yang panjang, pada tahun 1811 atau pada abad ke-18, Rumah Seratus Tiang berhasil diselesaikan.
Meskipun rumah ini akhirnya berdiri dengan seratus tiang penyangga dan ornamennya yang indah, ia tidak sepenuhnya memenuhi harapan Pangeran Rejed dan Pangeran Ismail.
Proses pembangunan yang panjang dan sulit ini mungkin telah menelan banyak upaya, tetapi hasil akhirnya tetap mengesankan.
Rumah Seratus Tiang kemudian dijadikan sebagai pusat kekuasaan pemerintahan warga Bengkulu oleh anak Pangeran Rejed.
Rumah ini menjadi saksi bisu bagi banyak peristiwa sejarah dan kehidupan masyarakat setempat.
Ketika kita melangkah ke dalam Rumah Seratus Tiang, kita seolah-olah melakukan perjalanan kembali ke masa lalu.
Arsitektur khasnya, dengan seratus tiang penyangga yang mengesankan, mengingatkan kita akan kejayaan budaya dan seni bangunan masa lalu.
Salah satu aspek yang paling mencolok tentang Rumah Seratus Tiang adalah seratus tiang penyangganya.
Nama rumah ini tidak disematkan begitu saja; jumlah seratus tiang ini menjadi ciri khasnya yang paling mencolok.