Ga Disangka Ya Dibalik Keindahan Banyuasin Sumatra Selatan Tersembunyi Jejak Sejarah Yang Sangat Dalam
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE – Sebelum Indonesia merdeka, Banyu Asin, sebuah wilayah yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan bagian dari Dataran Rendah Palembang yang dikenal dengan sebutan "Palembangsche Benedenlanden."
Wilayah ini memiliki sejarah yang beragam dan menarik, terutama selama masa penjajahan Belanda.
Pemerintahan di Banyu Asin
Pada masa itu, Banyu Asin diperintah oleh seorang pejabat Belanda yang disebut Controleur. Controleur ini berkedudukan di Talang Betutu, yang merupakan pusat administratif wilayah ini.
Peran Controleur sangat penting dalam mengatur dan mengendalikan kebijakan pemerintahan di Banyu Asin.
BACA JUGA:Tingkatkan Digitalisasi, Pj Bupati Banyuasin Bakal Jadi Contoh Kabupaten Lain?
Berikut rinciannya. Berdasarkan data dari Insinyur Kepala J. F. P. Richter dalam Administratieve Indeeling Raport Nopens den Aanleg Yan Staatsspoorwegen in Zuid Sumatra yang terbit di Batavia tahun 1911.
Marga Talang Kelapa ibukotanya Talang Betutu, terdiri dari 5 dusun dengan luas wilayahnya 270 KM2, jumlah penduduk 1.707 orang.
Marga Pangkalan Balai ibukotanya Pangkalan Balai seluas 634,2KM2, jumlah penduduk 6.012 orang yang tersebar di 10 dusun.
Kemudian marga Suak Tape yang luas wilayahnya 292,8 KM2 dan 6 dusun dengan kedudukan Pasirah di Lubuk Lancang berpenduduk 2901 orang.
Marga Rimbo Asam yang cuma 2 dusun di wilayah seluas 428 KM2 itu orangnya berjumlah 1.310.
BACA JUGA:Oh, Ternyata! Ini Tujuan Polres Banyuasin Ramai-Ramai Mengecek Kendaraan Dinas?
Selanjutnya Babat dengan 470 orang, Tanjung Laga 1.390 orang yang ada di 2 dusun seluas 265,2 KM2,
Penuguan yang daerahnya paling luas di Banyu Asing dengan 2.792,8 KM2, penduduknya cuma 264 orang.