BACA JUGA:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menguat ke 6.911,50! Ini Kata Analisis!
Pada Kamis (5/10/2023), DOJ secara tegas mengklaim bahwa Google telah menyalahgunakan dominasinya dalam dunia periklanan digital untuk "mempermainkan" harga iklan.
Adam Juda, salah satu eksekutif Google, membela perusahaan dengan menyebut bahwa mereka menggunakan formula yang adil untuk menentukan kualitas suatu iklan.
Menurutnya, formula ini akan menentukan siapa yang berhasil dalam lelang iklan yang ditampilkan di berbagai situs web.
Namun, DOJ berpendapat bahwa Google memanipulasi mekanisme lelang iklan tersebut untuk keuntungan sendiri.
BACA JUGA:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menguat ke 6.911,50! Ini Kata Analisis!
Dalam akhirnya, mekanisme ini malah memperkuat posisi dominan Google di industri periklanan digital.
Ketika ditanya tentang keadilan dalam menentukan harga iklan melalui proses lelang, Adam Juda dengan tegas membantah bahwa Google telah melakukan rekayasa yang tidak adil.
"Saya yakin metode yang kami terapkan adalah adil," ungkap Juda.
Namun, ketika dia ditanya apakah Google memiliki kemampuan untuk semena-mena menilai iklan yang berkualitas dan meningkatkan harga untuk klien-klien tertentu, tuduhan tetap berlanjut.
BACA JUGA:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menguat ke 6.911,50! Ini Kata Analisis!
Selama bertahun-tahun, mekanisme iklan yang digunakan oleh Google telah mendapat banyak kritik.
Banyak merek dan perusahaan mengatakan bahwa sistem iklan Google kurang transparan, sehingga membuat Google mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari yang seharusnya.
Pada akhirnya, hal ini menyebabkan kerugian bagi pesaing dan pengiklan lainnya yang merasa terpinggirkan oleh dominasi Google.
Keberlanjutan dari masalah ini akan menjadi perhatian serius bagi Google, karena tekanan dari Departemen Kehakiman AS menunjukkan bahwa masalah monopoli dan praktik bisnis yang meragukan akan terus menjadi sorotan utama.
BACA JUGA:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menguat ke 6.911,50! Ini Kata Analisis!