Saat mobil konvensional menunjukkan indikator bensin kosong, sebenarnya masih ada sejumlah bensin yang tersisa di dalam tangki, dan itu memungkinkan mobil untuk berjalan beberapa mil tambahan.
Begitu pula dengan mobil listrik, energi cadangan di dalam modul baterai memungkinkan mobil untuk melanjutkan perjalanan sejenak setelah baterai mencapai 0%.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jarak Tempuh
Jarak tempuh yang dapat dicapai oleh mobil listrik dalam kondisi 0% baterai tidak tetap.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Gaya Mengemudi
Gaya mengemudi adalah salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi jarak tempuh dalam kondisi 0% baterai.
Jika pengemudi mengemudi dengan lebih efisien, misalnya dengan menghindari akselerasi keras atau pengereman mendadak, mereka dapat memperpanjang jarak tempuh dalam kondisi ini.
2. Cuaca
Cuaca juga memainkan peran penting.
Pada kondisi cuaca yang lebih dingin, mobil listrik mungkin memiliki jarak tempuh yang sedikit lebih pendek karena baterai lebih lambat memberikan daya pada motor listriknya.
Sebaliknya, pada cuaca yang lebih hangat, efisiensi baterai dapat meningkat.
3. Kondisi Mobil
Kondisi teknis mobil juga dapat memengaruhi jarak tempuh dalam kondisi 0% baterai.
Mobil yang lebih tua atau yang telah mengalami pemakaian yang berat mungkin memiliki modul baterai yang kurang efisien, yang dapat mengurangi kemampuan untuk melanjutkan perjalanan.
Keamanan dan Pengisian Ulang Baterai
Meskipun mobil listrik dapat tetap berjalan dengan baterai 0%, penting untuk memahami bahwa ini adalah situasi darurat.
Pengemudi harus memastikan bahwa mereka tidak mengemudikan mobil hingga baterai benar-benar habis. Ini bukan hanya masalah jarak tempuh, tetapi juga masalah keamanan.
Ketika baterai mencapai 0%, mobil akan kehilangan daya dengan cepat, dan pengemudi dapat menghadapi risiko kehilangan kendali atas kendaraan.