Kedua kelompok ini memiliki peran penting dalam mengatur dan menjaga stabilitas di wilayah ini. Mereka saling melengkapi dan bersatu sebagai satu bangsa melalui perjanjian yang diadakan oleh leluhur mereka di Allewuang Batu di Luyo.
Asal-Usul Nama "Mandar" yang Menarik
Salah satu aspek menarik dalam sejarah Suku Mandar adalah asal-usul nama "Mandar."
Nama ini memiliki berbagai arti dan interpretasi yang mencerminkan beragam aspek budaya dan sejarah Suku Mandar.
Sipamandaq: Kata "Mandar" diyakini berasal dari konsep "Sipamandaq," yang berarti saling kuat menguatkan.
Ini mencerminkan semangat persatuan dan kekuatan yang mengikat Suku Mandar sebagai satu entitas yang solid.
Sungai: Menurut orang Balanipa, kata "Mandar" juga dapat berarti sungai.
Ini mencerminkan pentingnya sungai dalam kehidupan dan budaya Suku Mandar, serta hubungan erat mereka dengan lingkungan alam sekitarnya.
Bahasa Arab: Ada teori bahwa kata "Mandar" berasal dari Bahasa Arab, yaitu, "Nadara-Yanduru-Nadra," yang kemudian mengalami perubahan artikulasi menjadi "Mandar."
Dalam bahasa Arab, ini bisa berarti "tempat yang jarang penduduknya," yang mungkin merujuk pada karakteristik geografis daerah ini.
Manusia Berani: Catatan orang Belanda yang pernah menjajah Indonesia, termasuk Mandar, menyebutkan bahwa kata "Mandar" terdiri dari dua kata, yaitu "Man" (manusia) dan "Dare" (berani).
Hal ini mungkin merujuk pada keteguhan perlawanan rakyat Mandar saat masa kolonialisme Belanda di Indonesia, khususnya di tanah Mandar.
Suku Mandar dianggap sebagai "manusia berani" yang berjuang untuk mempertahankan identitas mereka.