5 Kesenian Lokal Sejarah di Talang Gelumbang Kota Pangkalan Balai, Warisan Tradisi Adat Budaya Banyuasin

Kamis 12-10-2023,16:09 WIB
Reporter : Eko Subakti
Editor : Eko Subakti

Setelah wafatnya Puyang Beremban Besi, Bujang Merawan dan Cahaya Bintang pun mengundurkan diri karena sudah tua dan sering sakit-sakitan.

Akhirnya kepemimpinan beralih ke tangan Thalib Wali.

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Thalib Wali menunjuk dua orang yaitu Puyang Rantau Pendodo sebagai kepala pemerintahan dan Muning Cana sebagai orang yang gagah berani.

Thalib Wali ini bernama Munai maka orang-orang desa ini memanggil beliau dengan sebutan ‘Muning Munai’.

Perkembangan desa dan keadaan pemerintahan yang kurang memadai, maka Thalib Wali mengambil kebijaksanaan bersama musyawarah rakyat setempat untuk memilih wakil-wakilnya.

Mereka yang terpilih adalah Ngunang sebagai Rio (Kerio) Desa untuk pertama kalinya.

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Kemudian Thalib Wali ditetapkan menjadi khotib yang mengemban tugas agama sebagai pencatat nikah, tolak, dan rujuk, mengurus kelahiran dan kematian serta mengurus persedekahan rakyat.

Beberapa tahun kemudian Tuan Bangsali menilai ada beberapa orang yang pandai ilmu agama Islam. Mereka adalah Thalib Wali dan Dul.

Dul berasal dari Talang Majapani (Lubuk Rengas) dan kedua orang ini diajak pergi haji ke tanah suci Mekkah dengan menggunakan perahu layar.

Setahun kemudian mereka yang pergi haji tersebut kembali ke desa ini.

BACA JUGA:Tau Ga Sih? Mitos dan Misteri Ikan Dewa Dibalik Kecantikan dan Nilai Ekonominya, Penasaran? Yuk Disimak

Thalib Ali menanam dua jenis pohon yaitu Serumpun Pohon Paojenggih dan Serumpun Pohon Beringin Nyusang.

Dengan ketentuan harus ditanam di dusun, pohon Poejenggih ditanam di sebelah kiri dan Pohon Beringin Nyusang ditanam di sebelah kanan.

Sedangkan Dul membawa serumpun Maje.

Kategori :