Tentara Israel didukung teknologi militer dari AS dan negara-negara maju lainnya, sementara rakyat Palestina hanya dapat bertahan dengan persenjataan yang terbatas," jelas Fedi Nuril dengan penuh keprihatinan.
BACA JUGA:Wow Devano Pelukan Mesra di Publik, Iis Dahlia: Cuma Begitu Doang
Dalam pandangannya, Israel terus memperluas wilayahnya tanpa mengindahkan kecaman dari dunia internasional, termasuk resolusi PBB.
Tindakan ini semakin meruncing setelah Amerika secara kontroversial mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada tahun 2018, memicu reaksi keras dari rakyat Palestina di Gaza yang berujung pada tindakan kekerasan lebih lanjut.
Fedi Nuril, yang kini berusia 41 tahun, menunjukkan kepeduliannya terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Palestina.
Ia menggambarkan bagaimana rakyat Palestina terus menjadi korban ketidakadilan, terhambat dalam mendapatkan hak-hak sipil dasar, termasuk akses layak terhadap perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
BACA JUGA:Ayu Ting Ting Tahan Tawa Lihat Video Lawas Ivan Gunawan yang Viral
"Sungguh menyedihkan melihat bagaimana pelanggaran HAM terhadap rakyat Arab-Palestina semakin menjadi-jadi tanpa tanggapan yang memadai dari masyarakat internasional.
Rakyat Palestina terjebak dalam situasi yang membatasi hak-hak dasar mereka, sementara dunia tampaknya menutup mata," ujar Fedi Nuril dengan nada keprihatinan yang mendalam.
Dengan keberaniannya untuk berbagi pengalaman pribadinya, Fedi Nuril mengingatkan kita akan pentingnya terus memperjuangkan perdamaian dan keadilan di tengah konflik yang terus membara di Palestina, sebuah kisah tragis yang belum menemukan titik terang hingga kini.
Dengan harapan agar suara-suara seperti miliknya dapat membangkitkan kesadaran global akan penderitaan yang terjadi di sana, dan mendorong tindakan nyata menuju perdamaian yang berkelanjutan.*