Selama kehamilan sang permaisuri, raja semakin menyayangi istrinya.
BACA JUGA:Asal Mula Desa Sidang Emas, Sebuah Legenda yang Terus Dikenang di Banyuasin
Dia tak sabar menunggu kelahiran sang pewaris, dengan harapan agar kelak akan memiliki seorang putra.
Semua persiapan telah disiapkan dengan cermat oleh dayang-dayang kerajaan untuk menyambut kelahiran sang penerus.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Namun, harapan sang raja pupus ketika yang dilahirkan adalah seorang putri, bukan seorang putra.
BACA JUGA:Sejarah Desa Rejodadi Banyuasin, Dari Dusun Talang Rejo Menuju Kejayaan dan Kemandirian
Meski kecewa, sang raja memutuskan untuk tetap bahagia dan memberikan nama Putri Biyuku.
Nama itu dipilih karena saat kelahirannya, segerombolan kura-kura raksasa muncul di sekitar istana, seakan memberikan simbolisme yang kuat bagi masa depan sang putri.
Kedatangan Putri Biyuku membawa perubahan besar bagi sikap sang raja.
Ia menjadi pribadi yang bijaksana, adil, dan selalu memperhatikan kepentingan rakyatnya.
BACA JUGA:Sejarah dan Asal usul nama desa Pangkalan Panji, Bujang gadis di Banyuasin Wajib Tau nih !
Perubahan tersebut terjadi karena hadirnya sang putri yang cantik dan jelita, yang membuat hati sang raja semakin lembut.
Namun, kebahagiaan tak berlangsung lama.
Saat Putri Biyuku tumbuh menjadi remaja, sifat buruk sang raja mulai tercermin pada dirinya.
Raja berusaha mengubah putrinya, bahkan dengan cara mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh.