Kalian Punya Bitcoin? Bersiap Menjual Keuntungngan Besar Menanti!
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pada Selasa (24/10/2023), Peter Schiff, seorang investor berpengaruh, memunculkan keraguan mengenai prospek permintaan ETF Bitcoin yang sangat diantisipasi.
Menurutnya, terdapat lebih banyak spekulator Bitcoin BTC/USD yang bersiap untuk menjual daripada calon pembeli yang menunggu persetujuan ETF tersebut.
Spekulasi mengenai persetujuan ETF Bitcoin oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) telah menciptakan kehebohan besar dalam pasar mata uang kripto.
Akibatnya, mata uang kripto utama mengalami kenaikan sebesar 19,9 persen dalam satu minggu. Pada Selasa, mata uang tersebut diperdagangkan hampir 1,1 persen lebih tinggi, mencapai US$33.979,26.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Melonjak hingga Belasan Persen, Apa Akan Ada Sinyal Kenaikan Lebih Lanjut?
Sebelumnya, Schiff telah memberikan peringatan terkait risiko bagi pemegang Bitcoin, terutama dalam konteks antusiasme seputar ETF Bitcoin.
Dia mencatat bahwa harga Bitcoin berada di sekitar US$34.250, dan para spekulator berspekulasi tentang persetujuan Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) oleh SEC yang akan mengubahnya menjadi ETF.
Schiff khawatir bahwa percakapan semacam itu dapat memuncak dan menyebabkan penjualan besar-besaran.
Tweet terbaru Schiff menunjukkan kekhawatiran serupa, dengan peringatan bahwa permintaan yang diantisipasi untuk ETF Bitcoin mungkin telah diestimasi terlalu tinggi, yang bisa menghasilkan penjualan besar-besaran oleh pemilik Bitcoin yang menunggu kesempatan untuk menjual.
BACA JUGA:Luar Biasa! Mata Uang Kripto XRP Menguat 10,12% dalam Sehari
Di sisi lain, miliarder Meksiko, Ricardo Salinas, mendorong orang untuk mempertimbangkan penggunaan Bitcoin sebagai alternatif untuk menyimpan nilai mereka daripada mengandalkan bank-bank.
Menurutnya, lembaga-lembaga keuangan seringkali secara diam-diam mengambil tabungan orang tanpa izin mereka, yang sangat merugikan terutama bagi mereka yang mengandalkan tabungan tersebut untuk pensiun.
Ricardo Salinas berpendapat bahwa penting bagi orang untuk memahami bahwa mereka bisa menjadi korban tindakan penipuan oleh pemerintah dan institusi keuangan yang berpura-pura menjalankan kebijakan moneter.