Mengenal Istilah 'Nyesah', Tradisi adat Budaya di Masyarakat Banyuasin, Generasi Muda Banyak Belum Tau nih !
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Nyesah, sebuah istilah yang merujuk pada kegiatan mencuci pakaian dan barang kotor di wilayah Banyuasin, adalah suatu contoh nyata dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Kata "Nyesah" tidak hanya sekadar kata dalam bahasa setempat, tetapi juga mengandung makna yang dalam dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Banyuasin.
Tradisi mencuci pakaian dan barang kotor dengan istilah Nyesah telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat sejak zaman 1870-an.
Terutama di desa-desa seperti Ujung Tanjung, Galang Tinggi, dan desa-desa lainnya di Banyuasin, Nyesah adalah suatu keharusan.
Ketika pakaian atau barang kotor menumpuk, penduduk Banyuasin akan menggunakan istilah ini untuk menyampaikan niat mereka untuk membersihkan barang-barang tersebut.
Nyesah bukan hanya sekadar tugas rumah tangga biasa, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersihan dan kemandirian yang diterapkan dalam masyarakat Banyuasin.
Sungai atau Lamben seringkali menjadi tempat di mana proses Nyesah berlangsung. Masyarakat akan pergi ke sana dengan pakaian kotor, piring, dan barang-barang lain yang perlu dicuci.
Ini adalah momen yang tidak hanya memungkinkan penduduk Banyuasin untuk menjaga barang-barang mereka tetap bersih, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi interaksi sosial di tepi sungai.
Namun, seperti banyak istilah lokal lainnya, istilah "Nyesah" mulai meredup seiring berjalannya waktu. Kata-kata modern seperti "mencuci" telah menggantikannya dalam penggunaan sehari-hari.