Merasa diri paling lemah dan tak kuat menanggung derita yang mendera. Kematian dilegalisasi karena, merasa bisa menjadi solusi atas ujian yang menghimpit.
BACA JUGA:Rusaknya Fungsi Keluarga Akibat Sekularisme, Berikut Penjelasan Oleh Ismawati !
Banyak faktor yang melatarbelakangi maraknya bunuh diri, salah satunya adalah kesehatan mental dan bagaimana cara manusia memandang kehidupan. Jika salah dalam memaknai hidup, maka salah pula dalam melangkah.
Untuk itu, dibutuhkan upaya memahami kehidupan dan menata hati agar tak mudah memilih jalan pintas dengan bunuh diri.
Oleh karena itu, penting memahami siapa pemilik hidup dan kehidupan kita. Merenungi siapa pencipta hidup kita, akan memberikan kesadaran, bahwa yang menciptakan kita, tentu membawa maksud dan tujuan yang mulia.
Siapa pemilik hidup ini kalau bukan Allah Swt. Maha Pencipta dan Pengatur hidup manusia. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt.
BACA JUGA:Rusaknya Fungsi Keluarga Akibat Sekularisme, Berikut Penjelasan Oleh Ismawati !
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 1).
Allah Swt. menciptakan manusia dengan maksud dan tujuan.
Tidaklah Allah Swt. menciptakan sesuatu ini jika, tidak ada manfaat bagi manusia.
Penciptaan manusia bagi Allah Swt. adalah untuk beribadah kepada-Nya.
BACA JUGA:Rusaknya Fungsi Keluarga Akibat Sekularisme, Berikut Penjelasan Oleh Ismawati !
Sebagaimana termaktub dalam Firman-Nya, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Qs. Adz-Dzariyat : 56).
Kita pahami bahwa, tujuan penciptaan manusia untuk beribadah, seharusnya apapun yang kita lakukan hendaknya bernilai ibadah di hadapan Allah Swt.
Sudah sunatullah (hukum alam), bahwa ada kesenangan, ada kebahagiaan. Warna-warni kehidupan Allah Swt.
berikan pada kita agar kita senantiasa berada pada koridor syariat-Nya.