Mulai 1962! Ini Latar Belakang & Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Salah Satu Ikon Penting Kota Palembang

Rabu 01-11-2023,11:29 WIB
Editor : hellen

Mulai 1962! Ini Latar Belakang & Sejarah Pembangunan Jembatan Ampera, Salah Satu Ikon Penting Kota Palembang

 

SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Pembangunan Jembatan Ampera, salah satu ikon yang sangat penting bagi kota Palembang dan Indonesia, dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno.

Ini adalah tahap awal dari perjalanan panjang dan makna yang mendalam yang melekat pada jembatan ini.

Untuk memahami sepenuhnya bagaimana pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada tahun 1962, penting untuk melihat latar belakang sejarahnya.

Sejak awal abad ke-20, masyarakat Palembang telah bercita-cita untuk memiliki jembatan yang menghubungkan dua bagian penting kota ini, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu.

Namun, upaya untuk merealisasikan impian ini terbengkalai selama beberapa dekade.

BACA JUGA:Rahasia Terkubur Selama Dekade: Sejarah Tersembunyi Jembatan Ampera yang Nyaris Tak Pernah Ada, Ini Ceritanya!

Pada tahun 1906, pada zaman Gemeente Palembang, gagasan untuk membangun jembatan muncul pertama kali.

Namun, usaha tersebut tidak kunjung terealisasi hingga tahun 1924, saat Le Cocq de Ville menjabat sebagai Wali Kota Palembang.

Meskipun ada usaha keras untuk merealisasikan proyek ini, proyek tersebut tertunda hingga masa jabatan Le Cocq de Ville berakhir dan Belanda meninggalkan Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia, gagasan untuk membangun Jembatan Musi, yang akan melintasi Sungai Musi dan menghubungkan dua wilayah penting kota Palembang, kembali muncul.

Pada tahun 1956, DPRD Peralihan Kota Besar Palembang mengusulkan pembangunan jembatan ini dengan nama Jembatan Musi, mengacu pada sungai yang akan dilintasinya.

BACA JUGA:Palembang, Kota Mempesona di Sumatera! Kisah Menarik Jembatan Ampera yang Mencerminkan Sejarah & Persatuan

Namun, pada saat itu, anggaran yang tersedia sangat terbatas, dengan hanya sekitar Rp 30.000 yang diambil dari anggaran Kota Palembang sebagai modal awal.

Pembangunan sebuah jembatan yang sesuai dengan ambisi dan kebutuhan kota menjadi tantangan yang besar.

Untuk menggarap proyek ini, sebuah panitia pembangunan dibentuk pada tahun 1957, yang melibatkan Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, HA Bastari.

Wali Kota Palembang M Ali Amin dan Indra Caya juga ikut terlibat dalam upaya ini.

Mereka melakukan pendekatan kepada Presiden Soekarno agar mendukung rencana pembangunan jembatan ini.

Usaha tersebut mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang serta Kodam IV/Sriwijaya.

Kategori :