Dalam perkembangannya, angklung menyebar ke seantero Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Pada tahun 1908, sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand membawa angklung, menyebarkan permainan musik bambu ini di sana.
Bahkan, sejak tahun 1966, Udjo Ngalagena, seorang tokoh angklung, mengembangkan teknik permainan angklung berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda, mengajarkan keterampilan ini kepada berbagai komunitas.
Seiring waktu, angklung terus memperkaya dan meramaikan dunia musik, menjadi bagian tak terpisahkan dari keberagaman budaya Indonesia yang patut kita banggakan.