Dalam konteks sejarah pascakebijakan penghapusan pemerintahan marga pada tahun 1979, mitos ini menjadi semakin krusial untuk mempertahankan persatuan masyarakat Besemah.
BACA JUGA:Asal Usul Desa Ngulak dan Sejarah Islam di Musi Banyuasin
Dalam perkembangannya, masyarakat Besemah tersebar di berbagai dusun, seperti Masambulau, Gunungkerte, Sumbay Besak, dan banyak lagi.
Sejumlah pemimpin dari keturunan Besemah turut serta dalam menyebarkan agama Islam dan adat istiadat perkawinan secara Islami, menandai pergeseran budaya dan agama di Tanah Besemah.
Sistem pemerintahan tradisional di Besemah, yang disebut Lampik Empat Merdike Due, memimpin republik yang demokratis.
Tanggung jawab dan kesetiaan sangat ditekankan, membangun solidaritas dan loyalitas yang tinggi di kalangan masyarakat Besemah.
BACA JUGA:9 Nama Ulama Besar Islam Asal Palestina: Warisan Sejarah dari Tanah Nabi, Kaum Muslim Wajib Tau ya !
Ini memberikan pondasi kuat bagi prajurit-prajurit Besemah untuk melancarkan perlawanan terhadap penjajah kolonial Belanda.
Sejarah panjang perlawanan ini menjadi bukti keberanian dan tekad masyarakat Besemah untuk mempertahankan identitas dan kemerdekaan mereka, menjadikan mereka bagian integral dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.