Melalui Museum Batu Bara, para pengunjung memiliki kesempatan untuk memahami sejarah pertambangan batu bara dari masa kolonial hingga saat ini.
Layar sentuh dengan teknologi canggih menyajikan berbagai informasi tentang pertambangan batu bara, menciptakan pengalaman interaktif yang mendalam.
Selain itu, pengunjung dapat merasakan sensasi berada di dalam tambang bawah tanah melalui perjalanan dengan kereta.
Terowongan yang dilalui kereta dilengkapi dengan diorama untuk memberikan gambaran nyata tentang suasana pertambangan batu bara.
Museum ini terletak di kompleks seluas 4,5 hektar, dan rencananya akan menjadi bagian dari serangkaian destinasi wisata yang lebih luas, tidak hanya untuk masyarakat lokal di sekitar Tanjung Enim, tetapi juga untuk menarik wisatawan dari luar daerah.
BACA JUGA:Desa Lemo! Wisata Mistis di Tebing Batu Mengungkap Sejarah dengan Lubang Pemakaman Kuno
Dengan tujuan mendukung perekonomian masyarakat Tanjung Enim melalui sektor pariwisata, PTBA berharap bahwa destinasi-destinasi wisata, seperti Goa Coal Park, Kolam Wisata, Gedung Seni, Gedung Pusat Kuliner, Plaza Air Mancur, dan beberapa miniatur ciri khas daerah Sumsel, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Selain Museum Batu Bara, PTBA telah melibatkan diri dalam pembangunan berbagai infrastruktur lainnya sebagai bagian dari realisasi Tanjung Enim Kota Wisata.
Mini Zoo dan Jogging Track Tanjung Enim, Taman Love, dan rencana pembangunan Botanical Garden atau Taman Koleksi seluas 17 hektar menjadi bukti nyata dari komitmen PTBA dalam menciptakan nilai tambah pada lahan pasca tambang.
Dengan upaya ini, PTBA tidak hanya berfokus pada kegiatan penambangan, tetapi juga berusaha keras agar pemanfaatan sumber daya alam dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan menyejahterakan masyarakat setempat.*