Direktur al-Kahlout pun menyebut semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi. Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia - yang terbesar di Gaza - juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Layak di Remehkan Pelatih Irak, Bisa Bangkit Lawan Filipina ?!
Menurut Human Rights Watch (HRW), lingkungan sekitar rumah sakit telah diserang beberapa kali oleh pasukan Israel, dan setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan antara tanggal 7 dan 28 Oktober.
Militer Israel sebelumnya menuduh Rumah Sakit Indonesia digunakan "untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah" untuk Hamas. Pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah menolak klaim tersebut.
Hampir 30.000 warga Palestina terluka sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan mendadak di Israel selatan. Menurut pihak berwenang Israel, serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sementara lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar, dan lembaga-lembaga bantuan memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.