Melemah Hampir 50% Secara Tahunan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - saham emiten batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) tercatat telah mengalami penurunan sebesar 44,69% secara tahunan.
Meskipun demikian, analis masih melihat potensi undervalue pada saham ini dengan mempertimbangkan harga saat ini.
Menurut Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas, ChangKun Shin, investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan hold terhadap saham INDY dalam jangka panjang.
Shin menekankan bahwa saham INDY masih cukup undervalue, namun, untuk jangka pendek, disarankan untuk lebih bersikap wait and see dari segi teknikal.
BACA JUGA:Melihat Potensi Gemilang: Saham Batu Bara INDY Melemah 44,69%, Tapi Masih Bersinar Undervalue
ChangKun Shin mengemukakan, "Setelah melakukan wait and see, investor dapat mempertimbangkan melakukan trading buy apabila terdapat sinyal beli yang kuat dari saham INDY."
Ia juga menyoroti valuasi saham INDY saat ini, yang masih diperdagangkan dengan price to earning (PE) sebesar 4x dan price to book value (PBV) sebesar 0,42x, dengan harga terakhir mencapai Rp1.515.
Dengan perhitungan tersebut, Kiwoom Sekuritas berpendapat bahwa saham INDY masih tergolong undervalue atau di bawah harga wajarnya.
Menurut catatan Bisnis, saham-saham emiten batu bara LQ45 lainnya, seperti ADRO, ITMG, dan PTBA, juga masih berada di bawah harga wajarnya jika mengacu pada PBV.
BACA JUGA:Rupiah Senin Siang Melemah ke Rp15.414/USD; Dollar di Asia Terkoreksi ke 11 Minggu Terendah
Saham ADRO, sebagai contoh, masih tergolong undervalue dengan PBV sebesar 0,78x, sedangkan ITMG dengan PBV 1,1x, dan PTBA dengan PBV 1,45x.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication Indika Energy, Ricky Fernando, mengungkapkan bahwa anak usaha INDY, Kideco Jaya Agung, telah memproduksi batu bara sebanyak 25,4 juta ton hingga Oktober 2023.
Angka ini menunjukkan penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 29,4 juta ton.