Katarak, Penyebab Tingginya Kebutaan di Indonesia! 3 Provinsi Tingkat Kebutaan Tinggi, Mana Saja? Ayo Cek!
SUMEKSRADIONEWS.ONLINE - Penyakit mata katarak telah menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka gangguan penglihatan hingga kebutaan di Indonesia.
Menurut data yang disajikan oleh Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) pusat, tiga provinsi yang menarik perhatian karena tingginya angka kebutaan adalah Jawa Timur (Jatim), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Penting untuk dicatat bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Sosial (Kemensos), telah merespons serius masalah ini.
Kota Palembang, di Provinsi Sumatera Selatan, dipilih sebagai lokasi pelaksanaan Bakti Sosial Operasi Katarak oleh Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) SCTV-Indosiar.
BACA JUGA:Hari Guru Nasional. Ungkapkan Rasa Terima Kasih Nan Sopan Kepada Guru. Apa Saja?! Ini Dia...
Kerjasama ini melibatkan Kemensos dan Perdami, dengan pelaksanaan operasi katarak di RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menjelaskan bahwa pemilihan Kota Palembang didasarkan pada tingginya angka kebutaan di Sumsel, meskipun bukan yang tertinggi.
Kondisi ini menjadi perhatian serius karena dampaknya dapat menyebabkan peningkatan jumlah disabilitas di Indonesia, yang nantinya akan menjadi tanggung jawab Kemensos.
Rismaharini menegaskan bahwa pencegahan tingginya angka kebutaan menjadi kunci, dan kegiatan seperti Bakti Sosial Operasi Katarak menjadi langkah konkret dalam mencegah penyebaran penyakit mata ini.
BACA JUGA:10 Pantun Hari Guru Nasional Terbaru 2023, ingat 25 November Penting bagi Pendidikan di Indonesia !
Pernyataannya disampaikan di RSUP Mohammad Hoesin Palembang pada Jumat, 24 November 2023.
Pentingnya mengatasi masalah katarak tidak hanya berkaitan dengan kesehatan individu, tetapi juga memiliki implikasi besar pada tingkat produktivitas masyarakat dan ekonomi negara.
Jika angka kebutaan terus meningkat, anggota keluarga akan terbebani oleh tugas merawat penyandang disabilitas, menyebabkan penurunan produktivitas secara keseluruhan.
Data menunjukkan bahwa tingginya kasus katarak di Sumsel terutama terjadi di daerah perairan, di mana paparan radiasi sinar Ultraviolet (UV) lebih tinggi.
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Musi lebih rentan terhadap efek ini.
BACA JUGA:Ironi Firli Bahuri, Terima Penghargaan Siang Hari, Jadi Tersangka Malam Hari.
Selain itu, faktor lain yang berkontribusi adalah akses sulit ke fasilitas kesehatan (faskes) karena letak geografis Sumsel, terutama bagi warga di perairan dan pedalaman.
Meskipun ada asumsi bahwa tingginya penderita katarak di Sumsel dapat terkait dengan tingginya tingkat kemiskinan, Rismaharini membantah hal ini.
Menurutnya, tidak ada korelasi antara tingkat kemiskinan dan kasus katarak.
Ini menunjukkan bahwa penyebab utama masalah ini lebih bersifat struktural, terutama terkait dengan aksesibilitas fasilitas kesehatan dan kesadaran akan pentingnya perlindungan mata dari paparan sinar UV.
Dr. Riani Erma, seorang dokter spesialis mata di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, menambahkan bahwa katarak biasanya disebabkan oleh faktor usia, terutama pada lansia.