Beberapa tahun kemudian, Asisten Residen AP Godon juga turut memperkenalkan pendidikan di Afdeeling Mandailing en Ankola (Residentie Tapanoeli).
BACA JUGA:Pertempuran Simbolis Kerbau: Kisah Legenda Minangkabau dan Kecerdikan Mencegah Perang
Walaupun keinginan untuk membuka sekolah di Palembang telah muncul sejak tahun 1849, namun kenyataannya, impian tersebut tidak segera terwujud.
Di tempat lain, seperti di Riaouw (Tandjong Pinang, Bintan), sekolah sudah dibuka dua tahun sebelumnya pada awal tahun 1850 oleh guru J. Ijzelman.
Berbagai kota besar di Hindia Belanda, seperti Batavia dan Semarang, juga telah memiliki sekolah-sekolah pemerintah.
Di Batavia, dua sekolah pemerintah telah berdiri di Molenvliet dan Weltevreden, dengan jumlah murid yang terus bertambah.
Di tengah perkembangan pendidikan di Hindia Belanda, Palembang baru melaksanakan usulan untuk mendirikan sekolah pada tahun 1854, sebagaimana tercatat dalam Rotterdamsche courant pada tanggal 19 Januari 1855.
Pada tanggal 14, sekolah baru diresmikan di Palembang, dan guru terpilih, W. Beerekamp, diangkat oleh Residen.
Pembukaan ini menjadi tonggak sejarah yang dihadiri oleh tokoh penting pada masa itu, termasuk Dr. SA Buddingh.
Dengan demikian, Palembang akhirnya merasakan gemerlap pendidikan pada tahun 1854, menjadikan tahun tersebut sebagai awal dari perjalanan panjang pendidikan di kota ini.
BACA JUGA:Minangkabau: Melangkah Sejarah dengan Nafas Kerbau, Sumatera Barat Menjadi Nadi Kebudayaan!
Sekolah yang diresmikan pada saat itu menjadi cikal bakal untuk perkembangan lebih lanjut di dunia pendidikan Palembang.
Melalui kebijakan dan dedikasi para pemimpin dan pendidik, Palembang berhasil menyulap dirinya menjadi pusat pendidikan yang berperan penting dalam mengangkat taraf hidup masyarakatnya.
Sejarah awal pendidikan di Palembang pada tahun 1849 menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah fondasi utama pembangunan masyarakat yang beradab.*